TANGGAL 24 Oktober diperingati sebagai Hari Dokter Nasional. Di tanggal itu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara sah dan legal terbentuk. Seperti apa tantangan dan masalah yang dihadapi?
SAAT ini, secara epidemiologi besarnya permasalahan kesehatan cukup imbang, seperti penyakit menular masih tinggi dan penyakit tidak menularnya pun masih tinggi.
Hal itu disampaikan Ketua
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Cirebon, dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam
Zein SpPD MM saat ditemui Suara Cirebon di ruangan kerjanya.
Menurutnya, penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus (gula), dan kasus
kanker, harus menjadi perhatian khusus dari seluruh stakeholders.
“Masalah-masalah itu membutuhkan perhatian khusus dari tenaga kesehatan maupun para stakeholders untuk bersama-sama membangun kewaspadaan bersama, mulai tingkat hidup sehat hingga tingkat pengobatan,” sambungnya, Kamis (24/10/2019).
Untuk memaksimalkan upaya
itu, menurut Fariz masih banyak kebutuhan tenaga dokter baik dari pelayanan
tingkat primer seperti di klinik, Puskemas maupun rumah sakit (RS). Untuk
tenaga dokter yang dibutuhkan rumah sakit juga harus menyesuaikan tipe rumah
sakit dengan spesifikasi ilmu tertentu.
“Layanan dari rumah sakit
ada tipe D, tipe C dan tipe B. Itu kan jelas dengan
spesifikasi ilmu tertentu. Semoga kita bisa mengoptimalkan lagi SDM dokter di
Kabupaten Cirebon. Itu kalau kita bicara tentang SDM,” ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya
juga akan fokus terhadap biaya kesehatan yang mempunyai nilai standar,
komperhensif, dan melayani pasien ataupun masyarakat. Sehingga sangat
dibutuhkan perhatian terhadap masalah itu.
“Kita harapkan
partisipasi masyarakat dalam kepesertaan BPJS terus meningkat. Karena
sebetulnya BPJS juga terkait dengan program-program promotif, jadi tidak hanya
untuk berobat,” lanjut dia.