SUMBER, SC- Menanggapi pernyataan Direktur PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon yang mengklaim tidak pernah merugi setiap tahunnya, dibantah Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, Mad Saleh.
Mad Saleh mengatakan, terkait persoalan ini masih fiktif, pasalnya Komisi II belum memiliki data yang real dari PDAM apakah betul laba atau rugi. “Masih fiktif karena, saya belum menerima datanya, saya kan belum menekan mereka (PDAM), kalau emang rugi atau untung, ya mana datanya,” kata Saleh saat dikonfirmasi Suara Cirebon, Kamis (7/11).
Diakui Saleh, untuk saat ini, PDAM belum bisa memberikan data ke Komisi II, sehingga bagi Saleh sampai saat ini PDAM masih belum jelas. “Dia kan (PDAM) untuk saat ini belum siap diminta datanya, dan emang mereka itu masih, masih gimana ya. Ya pokoknya masih enggak jelas lah,” tutur Saleh.
Lanjut Saleh, ketika pihaknya, meminta data ke PDAM, tidak pernah diberikan. “Dia (PDAM) dipinta data itu entar-entar saja, makanya saya minta datanya ke mereka lagi,” katanya.
Dirinya bertanya, apakah keuntungan yang didapatkan PDAM merupakan hasil dari bentuk kerugian masyarakat yang belum bisa sampai secara maksimal kepada masyarakat.
“Kalau bilang untung, kenapa pelayanan ke masyarakat sangat kurang. Waktu saya ke Arjawinangun banyak masyarakat yang mengeluhkan air yang kecil ngocornya. Jadi apakah keuntungan yang dimaksud dari hasil kerugian yang dirasakan masyarakat. Di Kapetakan juga sama, sampai teman saya sesama Anggota Dewan juga, kalau mandi di kantor Dewan, karena air di rumahnya asin,” kata dia.
Ketua Komisi II lanjut Saleh, dalam waktu terdekat akan memanggil direktur PDAM untuk diminta klarifikasinya, soal aduan-aduan yang didapat dewan dari masyarakat. “Oh ia, rencananya kita akan manggil direktur PDAM. Malah kemarin yang datang, kalau enggak salah itu wakilnya,” ucapnya.
Oleh karena itu, Saleh berharap, PDAM untuk membuat pernyataan yang sesuai dengan fakta dan bukti yang ada. Sehingga pihaknya dapat memberikan masukan dalam pengentasan persoalan yang dialami PDAM yang bisa berdampak pada kepentingan masyarakat.
“Kita berharap PDAM berkata apa adanya supaya persoalan yang ada bisa kita selesaikan bersama untuk kepentingan masyarakat. Jangan hanya klaim saja, da di lapangan tidak sama dengan pengaukan PDAM, malah masyarakat alami krisis air, kaya airnya bau, atau asin,” tegasnya. (M Surya)