SUMBER, SC- Direktur RSUD Waled, dr H Budi Setiawan Soenjaya, menegaskan, oknum dokter RSUD Waled yang mengibarkan bendera Tauhid di rumahnya, merupakan hak personal seorang muslim alias bukan persoalan institusi. Ia memastikan tidak ada organisasi tertentu yang tumbuh di RSUD Waled.
Pasalnya, selama ini pihaknya selalu menekankan bawahannya untuk fokus kepada pelayanan masyarakat. Untuk kegiatan keagamaan, pihaknya juga menyelenggarakan pengajian rutin selepas duhur setiap hari Senin, Rabu dan Kamis.
“Kegiatan agama itu bertujuan untuk meningkatkan keimanan agar tertanam kuat keikhlasan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Intinya bukan ke fanatisme organisasi tertentu,” ujar Budi Setiawan Soenjaya saat memberikan keterangan usai mengikuti apel Hari Kesehatan Nasional tingkat Kabupaten di halaman kantor Bupati Cirebon, Selasa (12/11).
Dijelaskan Budi, dirinya tidak mengetahui yang bersangkutan itu pengikut atau bukan. Namun setelah ditanyakan langsung, dokter yang bersangkutan mengaku hanya bersumpah dan berjanji kepada Allah SWT akan mengibarkan bendera kalimat tauhid itu setiap hari Minggu sampai akhir hayatnya. “Jadi yang bersangkutan mengibarkan bendera kalimat tauhid atas perjanjian dengan sang Khaliq, tidak ada visi atau misi apapun,” kata Budi.
Menurut Budi, dirinya sudah melakukan pendekatan untuk melakukan pembinaan sesuai arahan dari Bupati Cirebon. Budi juga sudah mengingatkan dan meminta agar bendera tersebut tidak dikibarkan lagi. Namun, kata Budi, dokter itu bersikukuh akan terus mengibarkan bendera tersebut sampai ada yang akan menurunkannya.
“Dia hanya berjanji mengibarkan tapi tidak akan menurunkannya sendiri. Dan jika ada yang menurunkan bendera tersebut dengan alasan tertentu, yang bersangkutan akan ikhlas,” sambung dia.
Upaya pendekatan dengan memberikan pemahaman terkait bendera itu dilakukan, karena dilarang oleh Negara. Dan bendera Tauhid itu simbol salah satu organisasi keagamaan yang sudah dibubarkan pemerintah.
“Bupati sebagai orang tua kita meminta kepada saya untuk melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman bahwa bendera itu sudah dilarang oleh negara. Dan bendera tauhid itu simbol dari HTI. Tapi bagi yang bersangkutan (meyakini bendera itu) bukan HTI melainkan kalimat tauhid,” ungkapnya.
Sebelumnya, Bupati Cirebon Imron Rosyadi menggelar pertemuan tertutup dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) diruang rapat Bupati menyusul adanya dugaan salah satu oknum dokter RSUD menjadi pengikut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Oknum dokter itu mengibarkan bendera kalimat tauhid dan kerap menggelar pertemuan tertutup dikediamannya di wilayah Kota Cirebon. Bupati Cirebon, H Imron Rosyadi menginginkan agar masalah keagamaan di Kabupaten Cirebon tidak sampai menjadi gejolak. “Saya kira itu (akibat) pemahaman soal agama yang tidak utuh, sehingga gampang dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu,” ujar Imron.
Sebagai Bupati, Imron mengaku akan memanggil oknum dokter tersebut. Karena sebagai pegawai, ada hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah dengan melakukan pembinaan dan pemahaman yang terbaik. (Islah)