Di sisi lain, sesuai informasi yang dihimpun, pada saat ini pabrik -pabrik yang banyak berdiri di kawasan utara Majalengka itu pun masih membutuhkan banyak tenaga kerja.
Rafi (19) pencaker yang baru lulus dari salah satu SMK di kota angin mengungkapkan, upah tenaga kerja di Kabupaten Majalengka masih sangat rendah,karena itu dirinya bersama beberapa temannya memilih mencari kerja di luar daerah.
“Bersama dua teman satu sekolah, saya sudah memasukan lamaran pekerjaan di pabrik yang ada di daerah Cikarang,” ungkapnya, Selasa (19/11).
Menurut dia, selain karena faktor upah kerja di Cikarang yang jauh lebih tinggi, juga ingin mencari pengalaman.”Selain upahnya yang lebih tinggi, munpung masih bujangan cari pengalaman,”ucapnya.
Alasan tak jauh berbeda disampaikan Juna, pencaker lainnya. Juna mengaku akan mengajukan lamaran ke salah satu pabrik di daerah Bekasi. Pilihannya bekerja di daerah Bekasi dibandingkan di Majalengka lebih didasarkan upah yang akan diterimanya nanti.
“Saya mendapat informasi dari kawan, kalau gaji di sana jauh lebih besar dibandingkan di sini.Karena itu saya memilih bekerja di daerah Bekasi dibandingkan di sini,” ujarnya saat mengurus kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Majalengka.
Pemerhati sosial Majalengka,Endin Saefudin mengatakan, kecenderungan pencaker memilih bekerja di luar daerah masih terjadi hingga saat ini.Meski sekarang di Kabupaten Majalengka sudah banyak pabrik atau perusahaan yang membutuhkannya. bukan hal yang baru.
“Bekerja di perusahaan luar daerah,seperti Bekasi,Tangerang, dan Kerawang hingga sekarang masih menjadi pilihan pencaker.Dan alasannya juga sama, mulai dari mencari pengalaman sampai urusan upah di daerah tersebut yang memang UMR-nya jauh lebih tinggi,” ujar mantan sekretaris SPSI Majalengka tersebut. (Dins)