Dikatakan Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D Mardiana, Alun-alun Majalengka akan dialihfungsikan sepenuhnya menjadi arena publik dan taman yang bisa dinikmati dan diakses seluruh warga Majalengka yang terintregrasi dengan Masjid Al Imam Majalengka.
“Penataaan Alun-alun Majalengka dilakukan melalui bantuan provinsi sebesar Rp17 miliar, dibagi dua tahap pembangunannya yakni di tahun 2019 lalu digelontorkan anggaran Rp10 miliar dan tahun ini akan dituntaskan dengan anggaran Rp7 miliar, ” ungkapnya, Sabtu (11/01)
Menurutnya, konsep penataan Alun alun Majalengka dibahas dan dirancang oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan sudah masuk di anggaran Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Kabupaten Majalengka. Pemkab Majalengka sendiri ingin menjadikan alun-alun sebagai wahana wisata religi di pusat kota.
“Pak Gubernur tidak main-main dalam mendorong pertumbuhan pariwisata di daerah. Termasuk di Majalengka. Ada beberapa perhatian, di antaranya penataan alun-alun sebesar Rp18 miliar. Kita akan dorong agar konsepnya bertemakan Kabupaten Majalengka sebagai daerah religius, sesuai dengan visi Majalengka Raharja,” katanya.
Penataan alun-alun tersebut diharapkan dapat menghadirkan ikon pusat sentral wilayah perkotaan Majalengka dan menjadi lokasi yang berkesan serta pusat aktivitas hiburan warga.
Ditambahkannya, Alun alun Majalengka akan sepenuhnya digunakan menjadi arena publik dan terkoneksi dengan Masjid Al Imam Majalengka. Sementara fungsi seremoni seperti lokasi upacara atau agenda lain dalam peringatan besar dipindahkan ke GGM Majalengka. Serta pada pedagang kaki lima akan dipusatkan di Pujasera Majalengka dan bunderan Munjul Majalengka.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Majalengka, H. Eman Suherman mengatakan Alun-alun Majalengka secara bertahap sejak pembangunan tahun 2019 lalu dan dilanjutkan pembangunannya di tahun ini diubah fungsinya menjadi wahana hiburan warga yang bisa diakses setiap pengunjung multilevel. Baik itu anak-anak, remaja, maupun orang tua.
Bukan hanya warga lokal, tetapi juga pendatang atau pelancong. Sementara fungsi seremoni sudah dipindahkan ke kawasan Gelanggang Generasi Muda (GGM) yang mendapatkan penataan dan revitalisasi. (Eka)