Namun seiring perkembangan dan modernisasi pengolahan batu alam yang menggunakan mesin, limbah pun semakin terlihat mencemari lingkungan. Akibatnya produksi pertanian cenderung stagnan bahkan semakin menurun karena kondisi lahannya tercemar limbah batu alam. Sungai Cimanggu yang melintasi desa Bobos pun berubah warnanya menjadi keruh.
BACA JUGA: Tertangkap Basah, Dua Pelaku Curanmor Babak Belur Dihajar Massa
“Kalau dilihat dari hasil limbah, produsen batu alam langsung membuang limbah ke sungai cimanggu, dan dari keseluruhan pengrajin batu alam tidak seluruhnya memiliki IPAL karena terkendala dengan lahan,” ujar Tini.
Kuwu berharap terobosan yang dilakukan pegiat lingkungan yang merupakan warga desa setempat, dapat meningkatkan kepedulian dan sinergitas program.
“Kami menyambut baik dengan adanya temuan ini, semoga bisa menjadi jalan keluar yang win-win solution. Kami memang siap mensuport terobosan ini, tapi kami juga harus berhitung cost-nya dulu,” ungkapnya. (Islah)