Lalu bagaimana reaksi orang tua NA di Majalengka setelah mengetahui, anaknya yang dikenal pendiam itu harus berurusan dengan hukum, dengan sangkaan sebagai pelaku dalam kasus sate beracun yang menewaskan anak pengemudi Ojol di Bantul.
“Kaget, sangat tidak menyangka, anak saya yang menjadi pelakunya,” ujar ayah NA, Maman (45) pada wartawan. Selasa (4/5/2021).
Bapak tiga anak tersebut mengungkapkan, bahwa sebelum adanya informasi penangkapan terhadap anaknya, NA sempat pulang bertemu keluarganya di Desa Buniwangi. Bahkan, sebelum memasuki bulan puasa tahun ini, anaknya juga pulang ke rumah.
“Baru ketemu awal puasa ini. Di rumah selama tiga hari lalu berangkat lagi. Setiap tahun juga pulang,” ucapnya.
Selama berada di rumah, kata Maman anaknya tidak bercerita soal apapun, bahkan lebih banyak berdiam diri. Dia tidak bercerita tentang hal-hal pekerjaan, atau kesehariannya selama bekerja di Yogyakarta. Apalagi mengungkapkan soal asmaranya.
“Anaknya baik tapi memang pendiam. Di rumah aja kemarin diam saja, tidak cerita soal apapun, apalagi hal yang menyebabkan dirinya sekarang dipenjara,” jelasnya.
Dengan ditetapkannya NA sebagai tersangka, Maman mengaku hanya bisa pasrah. “Saya dan keluarga hanya bisa pasrah dengan masalah yang menimpanya. Semoga saja ada keringanan dalam hukuman,” harapnya.
Seperti diketahui, NA merupakan perempuan asal Majalengka, Jawa Barat. Dia diringkus di kediamannya, Potorono, Banguntapan, Bantul pada Jumat (30/4/2021) lalu usai diduga terlibat dalam kasus kematian Naba Faiz, Minggu (24/4/2021) silam.
Naba Faiz, warga Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul, DIY meninggal dunia usai mengonsumsi sate beserta bumbu yang dibawa oleh ayahnya, Bandiman yang berprofesi sebagai pengemudi ojol, Minggu (25/4/2021).
Sang ayah memperoleh makanan tersebut dari seseorang bernama Tomi di Kasihan, Bantul, yang menolak kiriman sate tersebut. Melalui istrinya yang sedang di rumah, Tomi yang berada di luar kota meminta agar sate tersebut diberikan saja pada Bandiman.
BACA JUGA: Ketua LPAI Prihatin Maraknya Prostitusi Online
Bandiman sendiri sebelumnya diminta mengirimkan paket itu dari seorang perempuan tak dikenal yang ditemuinya di salah satu masjid sekitaran Stadion Mandala Krida, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Minggu. Si perempuan memesan jasa pengiriman secara manual atau tanpa melalui aplikasi.
Perempuan misterius, yang kemudian diketahui asal Kabupaten Majalengka tersebut, juga sempat menyampaikan kepada Bandiman, bahwa paket itu merupakan makanan takjil. (Dins)