Rektor UMC, Arief Nurudin MT didampingi Wakil Ketua Panitia Lokal UMC, Maman Suherman menjelaskan, CPNS tersebut berasal dari Kabupaten/Kota Cirebon, Majalengka, dan Kuningan.
“Kita (UMC) di sini hanya ketempatan saja. Sedangkan pelaksana atau panitia intinya dari BKSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) dari masing-masing daerah tersebut,” kata Arief kepada Suara Cirebon.
Sebagai penyedia tempat, lanjut Arief, pihaknya telah menyiapkan beberapa falitas untuk kelancaran acara tersebut, seperti komputer beserta peralatan penunjang lainnya. Pasalnya, ujian yang dilakukan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT).
“Kita menyiapkan gedung beserta kelistrikannya, komputer, meja kursi, jaringan internet, fasilitas untuk disabilitas dan ibu hamil,” jelasnya.
Bahkan, terang Arief, demi kelancaran seleksi tersebut, pihaknya juga telah menyurati PLN setempat, provider internet dan sejumlah pihak lainnya.
“Kita sudah kirim surat ke PLN agar tidak ada pemadaman. Ke provider internet juga kita surati agar jaringan internet dapat stabil, sehingga ujian ini diharapkan dapat berjalan lancar,” kata Arief.
Selain itu, terang rektor, UMC juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak lainnya, seperti Satpol PP, Polres, Kodim, Pemadam Kebakaran, dan Dinas Perhubungan.
“Itu juga demi kelancaran acara ini. Seperti dengan Dishub untuk mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan. Serta sejumlah pihak lainnya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Untuk jadwal pelaksanaannya, papar Arief, tanggal 20-27 September 2021 untuk CPNS dari Kabupaten Majalengka, tanggal 28 sampai 29 September 2021 dari Kota Cirebon, tanggal 30 September sampai 4 Oktober 2021 untuk Kabupaten Kuningan, dan tanggal 5 sampai 7 Oktober 2021 untuk CPNS dari Kabupaten Cirebon.
“Setiap harinya dilaksanakan 3 sesi, kecuali hari Jumat hanya 2 sesi. Setiap sesinya diikuti sekitar 350 peserta,” terangnya.
BACA JUGA: Civitas UMC Berkontribusi di Perhelatan PON XX Papua 2021
Dalam pelaksanaan seleksi tersebut, imbuh Arief, pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Yaitu, selain para peserta harus memakai masker dan menjaga jarak, setiap pergantian sesinya pun akan ada jeda satu jam untuk dilakukan penyemprotan cairan disinfektan di lokasi seleksi yang telah digunakan peserta sebelumnya.
“Kita menerapkan protokol kesehatan ketat. Seperti kita menyemprotkan cairan disinfektan dalam pergantian setiap sesinya,” terangnya.
Dalam kesempatan ini, Arief berpesan, kepada para peserta untuk menyiapkan berbagai persyaratan sebelum datang ke tempat ujian. Seperti membawa KTP asli, sertifikat vaksin, hasil swab antigen, dan tidak membawa barang berharga.
“Soalnya masih banyak yang sertifikat vaksinnya belum di-print, ada yang membawa KTP-nya foto copian padahal seharusnya yang dibawa itu yang asli, dan ada juga yang masih membawa barang berharga,” terangnya.
Untuk itu, pihaknya pun mengimbau kepada para peserta untuk menaati persyaratan agar proses administrasi sebelum seleksi tersebut dapat berjalan dengan lancar.
“Melalui kegiatan ini UMC dapat terus eksis dalam membantu masyarakat dan pemerintah. Karena, keberadaan UMC tidak dapat terpisahkan dari masyarakat. Ini juga merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian dari tridharma perguruan tinggi,” tandasnya. (Arif)