Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Edy Sugiarto melalui Kasi Surveilance, Bastijan mengungkapkan, uji petik merupakan salah satu upaya Pemkot mendeteksi adanya penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah, setelah hampir dua bulan melaksanakan PTM terbatas. Menurut Bastijan, uji petik telah dilaksanakan selama dua hari.
“Hari kedua uji petik di SMAN 9 Kota Cirebon. Sebelumnya SMPN 10 Kota Cirebon menjadi sekolah pertama yang melaksanakan uji petik,” kata Bastijan, Senin (25/10/2021).
Setelah pelaksanaan selama dua hari, di hari ketiga Selasa (26/10) ini, uji petik dilakukan di tiga sekolah sekaligus. Bastijan berharap hasil dari uji petik penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah baik-baik saja.
“Harapan kami tentunya baik-baik saja tidak ada siswa-siswi atau petugas sekolah yang terpapar,” ujarnya.
Pantauan Suara Cirebon, uji petik di SMAN 9 Kota Cirebon itu mengerahkan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kalijaga. Dalam pelaksanaannya, tenaga kesehatan uji petik disesuaikan dengan wilayah sekolah masing-masing.
Menurut Bastijan, sistem uji petik dilakukan secara acak, tidak memilih orang. Dari ratusan orang yang diuji petik, pihaknya juga menyiapkan ratusan petugas kesehatan untuk melaksanakan tes swab PCR.
“Selain itu juga ada petugas dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas selaku penyelidikan epidemiologi atau PE,” katanya.
BACA JUGA: Kota Cirebon Berupaya Menuju PPKM Level 1
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 9 Kota Cirebon, Agus Hilman, menyambut baik hal tersebut, sebagai salah satu upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah sebelum dilakukan pembelajaran tatap muka (PTM) sepenuhnya.
“Kita sangat mengapresiasi sekali, setelah kurang lebih 2 bulan melaksanakan pembelajaran tatap muka, bisa dicek apakah ada anak yang terindikasi atau tidak,” kata Agus.
Untuk mencegah berbagai kemungkinan yang terjadi, pihak sekolah sudah membentuk satgas Covid-19 di lingkungan sekolah dan ruang UKS.
“Arahan dari Satgas Covid-19 Kota Cirebon masing-masing sekolah harus membentuk satgas Covid-19,” pungkasnya. (Surya)