Ada 1.146 peserta dari 65 kontingen yang berasal dari PTK di seluruh Indonesia. Salah satu peserta yang turut serta dalam PWN PTK XV ini adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.
Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg menjelaskan, ada beberapa hal yang diangkat dalam kegiatan ini. Namun, kata dia, salah satu tema yang aktual adalah moderasi beragama.
“Moderasi beragama ini mendapat penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam pembuatan pantun moderasi beragama. Itu anak-anak pramuka yang menginisiasi,” kata Sumanta usai mengikuti acara pembukaan PWN PTK XV di Palembang.
Ada 20 ribu pantun yang sudah diverifikasi dari 30 ribu pantun yang masuk ke meja panitia. Menurut Sumanta, penghargaan tersebut merupakan bentuk kontribusi pramuka terhadap program pemerintah terkait moderasi beragama.
“Tentu saja ini kontribusi anak-anak pramuka terhadap program pemerintah,” ujarnya.
BACA JUGA: IAIN Cirebon Lahir dari Rahim Pesantren, Rektor Sumanta: Kini Sudah Bisa Disebut Universitas
Selain itu, Sumanta menjelaskan, mengingat saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19, maka PWN PTK XV di Palembang yang dilaksanakan sejak tanggal 9 sampai 14 November 2021 ini digelar secara luring dan daring.
“Dengan melalui daring, sehingga bisa dibuka secara luas dan diakses seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia,” ucapnya.
Menariknya, dalam pelaksanaan PWN PTK XV di Palembang ini disediakan aplikasi digital yang dapat diunduh melalui Google Play untuk memantau pergerakan peserta perkemahan. Hal itu dilakukan karena mengingat jumlah peserta cukup banyak dan dilaksanakan di tengah situasi pandemi Covid-19.
Salah satu kecanggihannya, aplikasi ini dapat mendeteksi jumlah peserta dalam suatu kegiatan. Sehingga, jika jumlah peserta pada kegiatan tersebut melebihi kapasitas, maka aplikasi ini akan memberikan tanda peringatan. Sehingga, jumlah peserta dalam suatu kegiatan dapat terkontrol dan protokol kesehatan (prokes) dapat diterapkan.
Bahkan, Rektor Sumanta pun berpesan kepada peserta untuk dapat menerapkan prokes yang ketat.
“Karena ini masih dalam masa pandemi,” katanya.
BACA JUGA: Dialog Budaya Keagamaan dan Transformasi IAIN Cirebon ke UISSI, Canggih dan Moderat
Melalui kegiatan ini, Sumanta berharap, dapat melahirkan nilai-nilai optimis sebagaimana dimiliki pramuka yang mengutamakan internalisasi karakter.
“Bagaimana bisa membangun kebersamaan, meningkatkan tanggungjawab, memegang disiplin kerja. Itu adalah nilai-nilai pramuka. Apa yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah bagaimana menginternanilasasi nilai-nilai yang luhur tadi,” tandas Sumanta. (Arif)