Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, dr Hj Neneng Hasanah, melalui Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), dr Luqman Denianto, mengatakan, kasus DBD di Kabupaten Cirebon mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2021 kemarin.
Menurut Luqman, dari bulan Januari hingga Juni 2022, kasus DBD sudah mencapai 1.099 kasus. Dari jumlah tersebut, 8 kasus di antaranya meninggal dunia. Sedangkan tahun sebelumnya, pada periode yang nyaris sama, yakni dari bulan Januari sampai bulan Mei 2021, jumlah kasus hanya 360 kasus.
BACA JUGA: Desa Pangkalan Sumbang Kasus DBD Terbanyak
Ia menjelaskan, kasus terbanyak dari peningkatan yang terjadi pada tahun ini berada di lima kecamatan.
“Kasus terbanyak DBD di Kabupaten Cirebon ada lima kecamatan, yaitu Plered, Plumbon, Weru, Palimanan dan Tengahtani,” kata Luqman, Kamis (23/6/2022).
Sebelumnya, Kepala Puskesmas Pangkalan, Masriti, menyampaikan, Desa Pangkalan merupakan desa dengan kasus DBD paling tinggi dibandingkan dengan desa-desa lainnya di Kecamatan Plered.
BACA JUGA: Empat Warga Kemantren Diduga Terjangkit DBD
“Terbanyak di Desa Pangkalan dengan 14 kasus. Kemudian Cangkring 7 kasus, 6 kasus di antaranya sudah bisa langsung pulang dan 1 kasus sempat menjalani rawat inap,” kata Masriti.
Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Pangkalan, kasus DBD pada tahun kemarin terjadi di Desa Gamel dengan 6 kasus dan Sarabau 5 kasus.
“Tapi sekarang (kasus DBD, red) bergeser ke Desa Pangkalan,” jelasnya. (Islah)