Naiknya harga gas elpiji isi 3 kilogram di Kabupaten Majalengka sejak Maret lalu, disusul kenaikan bahan pangan memaksa warga menggunakan kayu bakar saat memasak makanan ataupun air minum.
Menggunakan kayu bakar untuk memasak juga dinilai sebagai solusi mengurangi beban biaya rumah tangga, yang makin bertambah akibat naiknya berbagai kebutuhan.
BACA JUGA: Gegara Tabung Gas Bocor, Rumah di Talun Terbakar, Kerugian Rp300 Juta
Menggunakan kayu bakar untuk memasak terutama dilakukan oleh warga yang bertempat tinggal di daerah perdesaan. Mereka memanfaatkan waktu luang dengan mencari kayu bakar di sekitar perkampungannya.
Atem, warga Desa Sangkanhurip, Kecamatan Sindang mengatakan, harga gas elpiji 3 kilogram di daerahnya diarsakan cukup mahal. Dalam situasi normal saja, harga gas elpiji bersubsidi bisa mencapai Rp28 ribu/tabung. Harga akan lebih mahal lagi bila ketersediaan barang terbatas.
”Harga itu terasa mahal bagi saya yang hanya bekerja sebagai buruh tani,” ucapnya, Selasa (28/6/2022).
BACA JUGA: Warga Keluhkan Pembayaran Gas, Minta Petugas Pencatat Meter PGN Bekerja Lebih Maksimal
Sebelum harga gas 3 kilogram naik, Atem mengaku sudah menggunakan kayu sebagai alternatif bahan bakar untuk keperluan memasak. Apalagi, setelah ada kenaikan harga gas elpiji. Memasak menggunakan gas hanya dilakukan sewaktu-waktu.
“Memasak dengan gas tidak setiap hari, hanya sewaktu – waktu saja untuk berhemat. Apalagi sekarang harga kebutuhan semua naik, gasnya bisa beli tapi beras dan lauknya tidak terbeli,” ujarnya.
Tak hanya Atem yang menggunakan kayu bakar yang dikumpulkan dari kebun atau tempat lain di sekitar tempat tinggalnya. Hal serupa juga dilakukan Endah, warga di Desa Argamukti, Kecamatan Argapura.
BACA JUGA: Harga Gas Elpiji 12 Kg Sentuh Angka Rp205 Ribu
Dia mengatakan, harga gas 3 kilogram yang makin mahal, membuat dirinya lebih sering menggunakan kayu bakar untuk keperluan memasak.
“Dengan menggunakan kayu bakar, saya bisa menghemat biaya pengeluaran. Uangnya kan bisa membeli kebutuhan lainnya,” tutur Endah.
Meski lebih sering menggunakan kayu bakar, Endah tetap menyimpan gas 3 kilogram di rumahnya. “Gas hanya untuk berjaga-jaga saja, misalnya kalau tamu untuk memasak kopi saya memakai gas. Kalau memakai kayu bakar kan lama,” tambahnya. (Abr)