Dari wilayah tersebut, tiap hari diroduksi rokok kretek mencapai ratusan ribu batang. Digerakan oleh sedikitnya 30 pengusaha rokok, dengan melibatkan buruh mencapai 10.000 orang.
Para buruh rokok, merupakan warga setempat. Sebagian besar didominasi oleh kaum perempuan yang bertugas sebagai buruh linting rokok kretek.
Dari Losari, diproduksi ratusan jenis rokok kretek, dan merk. Baik yang merk sendiri, maupun merk dengan desain bungkus yang mendekati rokok-rokok kretek pabrikan.
Ada produksi mirip Jarum Kretek 76 dengan kekhasan bungkus kertas warna coklat warna. Ada juga mirip merk Gudang Garam kretek dengan warna khas merah dan biru tua, juga produk mirip rokok kretek Sampoerna seperti Sampoerna Kretek maupun Dji Sam Soe.
memasuki era reformasi, justru terjadi penurunan produksi. Secara perlahan, satu per satu pengusaha rokok kretek Losari berguguran.
Puncaknya di tahun 2010 an saat terjadi kenaikan cukai rokok yang mencapai hampir 70 persen. Kenakan cukai ini menjadi malaikat pencabut nyawa industri rokok rumahan Losari.
BACA JUGA: Bayi Dibuang Lalu Direndam Air, Ibu Kandung Pembuang Mayat Bayi di Majalengka Akui Perbuatannya