Bahkan dedi mengaku kalau dirinya sering ikut saudaranya membantu bekerja di industri rokok di Asatanalanggar yang kebetulan tidak jauh dari rumahnya.
“Hancur setelah cukai terus naik,” tutur Dedi.
Dari ratusan merk rokok kretek Losari, sebagian besar sebenarnya industri rokok kretek resmi karena mereka cukai memakai cukai.
BACA JUGA: Info Penting, BSU Tahap 7 Sudah Cair, Begini Cara Ngeceknya
Hanya saja, para pengusaha bisa menekan ongkos produksi sehingga harga di pasaran lebih murah untuk jenis rokok kretek kualitas sama dengan produksi pabrikan.
Misalnya untuk Jarum Kretek yang di tahun 90an harganya sekitar Rp 3.000 per bungkus isi 12, rokok merk tertentu Losari yang kualitasnya sama, hanya dijual Rp 1.500 per bungkus.
Degan harga Rp 1.500, pengusaha sudah bisa meraih keuntungan. Termasuk membayar kewajiban cukai yang dibebankan pemerintah.
“Namun begitu cukai terus naik, mereka tidak bisa lagi menekan ongkos produksi. Rugi dan akhirnya gulung tikar,” tutur Dedi.
BACA JUGA: Bupati Cirebon Murka Lihat Langsung Video Mesum Pegawai Puskesmas Kaliwedi saat Lembur