Berdasarkan informasi yang didapat dari warga juga dari apa yang ada di lapangan, pembelajaran madrasah diniyah ini sementara berlangsung di masjid jami setempat.
Namun hal itu pun tidak akan bertahan lama sebab masih ada sejumlah warga yang menentang akan adanya pembelajaran di sana yang di nilai mengganggu aktifitas ibadah seperti sholat di masjid. Seakan masjid hanya sekedar tempat ibadah sholat saja, tetapi memang seperti itu adanya.
Asep selaku guru ngaji setempat mengatakan bahwa madrasah ini nantinya akan dipakai ngaji anak-anak yang di masjid, agar budaya ngaji anak kecil seperti jaman kita dulu itu kembali tertanam.
“Walau pun saya bukan orang asli sini tapi saya pengen anak-anak di sini seperti itu. Pulang sekolah yang dicari langsung hp dan melulu soal hp, tapi ngaji. Belajar agama,” harapnya.
Hal senada disampaikan Ustad Fuad yang merupakan seorang imam masjid di desa, bahwa pembangunan madrasah ini sudah berjalan selama setahun lamanya namun kita terhenti di pendanaan.
“Jadi sayang hanya 50% dari target awal, ya semoga aja sih banyak orang baik yang mau donasi ke sini”. Maka rencana untuk menggalang dana secara virtual pun terpikirkan dan akan diwujudkan,” katanya.
Hal yang sama diungkapkan Sobirin, warga setempat, bahwa terkait pembangunan ini sudah disampaikan ke pemerintah daerah tapi nyatanya apa, pembangunan madrasah ini sampai kami berjuang sendiri membangunnya,” terangnya.***
BACA JUGA: BEJAT! Seorang Barista Perkosa Gadis Berusia 17 Tahun, Ajak Damai Tawarkan Uang Kompensasi Rp1 Juta