Menurutnya, para petani di blok tersebut sudah melakukan tanam ulang hingga tiga kali. Artinya, biaya tanam yang sudah dikeluarkan para petani sudah mencapai puluhan juta per hektar.
“Kalau yang sudah tanam kemudian sudah diberi pupuk itu biayanya bisa mencapai 10 juta per hektar,” ujar Bunadi.
Namun Bunadi menyebut, banjir yang lebih parah terjadi di lahan persawahan Blok Kedokanamba Desa Bayalangu Kidul.
BACA JUGA: Santri di Cirebon Tewas Tenggelam, Ditemukan Mengambang 300 Meter dari Lokasi Berenang
Di Blok tersebut, banjir sudah merendam selama empat hari hingga hari Rabu 25 Januari 2023 ini.
“Kalau di kedokanamba lebih parah karena memang sawahnya lebih rendah. Disana juga banyak, ada ratusan hektar,” kata Bunadi.
Hal serupa juga dialami petani Desa Wargabinangun, Kecamatan Kaliwedi, Nasikin. Pasalnya, lahan persawahan di desa tersebut merupakan daerah langganan banjir.
BACA JUGA: Banjir di Cirebon Meluas, Akses Jalan Terendam, Kendaraan Nekat Terobos Siap-Siap Mogok