“Dari sisi tidak baiknya ada rasa takut dari seorang anak, sehingga menjadi manja. Memang segala kejadian itu ada baik dan buruknya,” katanya.
Senada, orang tua murid lainnya, Wiwin mengaku sangat khawatir dengan maraknya isu pemculikan anak yang dalam beberapa hari terakhir beredar di media sosial. Ia mengaku kerap mendapat informasi adanya aksi penculikan anak melalui grup WhatsApp-nya.
Terlebih, belum lama ini tak jauh dari SD tersebut, pernah terjadi rencana penculikan.
“Sekitaran seminggu kemarin, ada anak sepulang dari sekolah mau diculik sudah dibawa ke mobil, karena anaknya teriak, terus dibantu sama pedagang yang masih jualan di luar sekolah,” katanya.
BACA JUGA: Berkeliaran Cari Mangsa, Heboh Penculikan Anak, Ini Imbauan Kapolda Jabar
Untuk diketahui, Bareskrim Polri telah menegaskan isu penculikan anak yang banyak beredar di berbagai platform medsos sebagai hoaks.
Salah satu hoaks isu penculikan anak yang kini tengah viral yakni potongan video maupun foto dan narasi itu tidak utuh sebagai sebuah informasi yang menyebut, motif penculikan anak untuk dijadikan pengemis di kota besar seperti Jakarta, dan sindikat kejahatan penjualan organ tubuh.
Mabes Polrim melalui Direktur Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri, Brigjen Adi Vivid Agustiadi Bachtiar mengatakan, berita penculikan anak berupa potongan video maupun foto dan narasi itu tidak utuh sebagai hoaks.
BACA JUGA: Pencurian di Cirebon, 100 Tabung Gas Melon Digondol Maling