“Dalam mensegregasi sampah, esensialnya sampah yang masuk di TPAS bisa terpilah disesuaikan dengan kebutuhan offtaker tadi,” kata Bhima.
Perwujudan kerja sama tersebut, lanjut dia, tidak hanya mewujudkan sekuler ekonomi, namun dengan tetap memberikan suport baik kepada perusahaan yang berujung pada kepentingan bersama.
“Investasi yang kami tanam disini sekira U$5 juta dolar. Konteksnya perusahaan dipercaya mengelola, harus mampu dioperasionalkan terlebih dahulu,” ujar Bhima.
Ia menyampaikan, Kabupaten Cirebon ini menjadi daerah untuk kesekian kalinya dalam kesepakatan kerja sama setelah dilakukan dengan berbagai daerah lainnya.
Bahkan, penyediaan fasilitas sudah berjalan di Lamongan Jawa Timur, Jimbaran Bali, Badung Bali, Bangkalan Madura dan Ponorogo.
“Pengoperasian akan berjalan di pertengahan tahun. Kabupaten Cirebon dimulai dengan 500 ton per hari dulu,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Cirebon, H Imron, MAg mengapresiasi kerja sama tersebut.
Menurut Imron, kerja sama ini merupakan langkah untuk memecah kebuntuan dalam penanganan sampah di wilayahnya.
“Baku sampah di kabupaten Cirebon bisa saja kurang. Tapi nanti bisa melibatkan daerah tetangga sebagai pemasoknya,” ungkapnya.***
BACA JUGA: Pembangunan TPA Kubangdeleg Disiapkan Anggaran Rp20 M, untuk TPA dan Akses Jalan