Menurut Abah, penutupan objek wisata itu merupakan kesepakatan warga, dan sudah diketahui oleh Pemkab Majalengka.
Penutupan objek wisata yang dikenal dengan pemandangan yang instagramable itu, kata Abah karena masyarakat mengeluh dengan adanya aktivitas kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Sehingga, kata dia, membuat suasana tidak nyaman karena suara bising dan macetnya lalu lintas di kampung setempat.
BACA JUGA: Ligung Majalengka Selalu Kebanjiran,Warga Minta Sungai Cikamangi Dikeruk
Selain itu, ada kekhawatiran keberadaan objek wisata di wilayah ini akan berdampak kurang baik terhadap perkembangan moral anak-anak.
”Kami khawatir keberadaan tempat wisata akan merusak akhlak dan moral anak-anak kami, karena itu ditutup dan sudah disetujui oleh Bupati H.Karna,”ujar Abah.***