SUARA CIREBON – Gunung Merapi meletus sejak Sabtu siang 11 Maret 2023 lalu ternyata mencatat rekor baru dalam sejarah erupsi gunung api teraktif di Tanah Air ini.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), dikejutkan dengan hasil temuan terbarunya dari erupsi Merapi.
Ada temuan fakta mengejutkan yang juga merupakan sejarah baru bagi erupsi Merapi setelah BPPTKG menerbangkan drone di atas puncak gunung di perbatasan Jawa Tengah – Daerah istimewa Yogyakarta tersebut.
Dari citra drone terlihat jelas, bahwa Merapi melalui erupsi kali ini, tengah mengukir sejarah barunya sendiri.
Untuk pertama kali, erupsi Merapi dipicu aktifitas dua kubah lava secara serentak atau berbarengan.
Pertama kubah lava di Barat Daya yang sempat menyemburkan awan panas (wedhus gembel) dan ratusan kali lava pijar.
Kedua, rupanya terpantau ada kubah lava lain yang juga melakukan aktifitas vulkanik sama dan berkontribusi terhadap erupsi Merapi kali ini.
Kubah lava ini terletak di bagian tengah. Kubah lava tengah ini, terpantau kemunculannya sejak Januari 2021 atau dua tahun lalu.
Drone mencatat ada pergerakan aktifis vulkanik di kubah lava tengah, berbarengan dengan kubah lava Barat Daya yang terus menyemburkan lava pijar ke arah Barat Daya lereng Merapi ke sungai Boyong di wilayah Magelang, Jawa Tengah.
“Drone memetakan lebih jelas aktifitas kubah lava Barat Daya dan juga tengah. Suhu di Barat Daya mencapai 230 derajat, sedangkan kubah lava tengah di kisaran 114 derajat. Ada aktifitas vulkanik di dua kubah lava. Ini sejarah baru erupsi Merapi,” tutur BPPTKG.
Melalui akun medoa sosial (medsos) Instagram, BPPTKG mengungkapkan citra drone di atas puncak Merapi yang menunjukan dua aktifitas kubah lava di puncak Merapi dalam waktu berbarengan.
BPPTKG bahkan menyebutnya sebagai sejarah baru erupsi Merapi. Sebab selama ini, erupsi Merapi biasanya hanya menunjukan aktifitas satu kubah lava.
Selama erupsi sejak 11 Maret 2023 lalu, hingga Jumat, 24 Maret 2023, sulai magma dalam dan dangkal masih terus berlangsung di dua kubah lava itu.
Hal ini berpotensi kalau Merapi bisa kembali menyemburkan awan panas (wedhus gembel), maupun lava pijar yang memang terus terpantau hingga saat ini.
BPPTKG tetap mengimbau masyarakat tidak melakukan aktifitas apapun di zona bahaya Merapi, terutama saat terjadi hujan lebat yang akan menyebabkan banjir lahar di wilayah lereng melalui sejumlah sungai di Barat Daya Merapi.***