SUARA CIREBON – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cirebon menerima sedikitnya 100 proposal untuk merenovasi rumah ambruk, pada semester pertama tahun 2025 ini.
Kepala Dinsos Kota Cirebon, Santi Rahayu mengatakan, dari 100 proposal yang diajukan, Dinsos hanya menyetujui 59 proposal yang dianggap memenuhi syarat, sementara 41 proposal lainnya dinilai tidak memenuhi syarat.
“Pada tahap satu kemarin Dinsos menerima sebanyak 100 proposal untuk renovasi rumah ambruk, hanya 59 yang kami setujui, yang 41 tidak dapat kami setujui dan tidak akan dicairkan karena tidak memenuhi kategori,” kata Santi Rahayu kepada wartawan Suara Cirebon, Rabu, 11 Juni 2025.
Santi menuturkan tidak semua proposal pengajuan rumah ambruk kepada dinas sosial dapat dicairkan, karena ada beberapa syarat yang harus diperhatikan.
“Kategorinya kan macam-macam, ada yang rusak sedang dan setara, misalnya hanya bolong sedikit atau belum diplure temboknya atau belum dikeramik, itu tidak masuk dalam kategori rumah ambruk. Jadi tidak semua proposal yang kami terima bisa di-acc. Kita selektif mengutamakan yang memang sesuai dengan kategori,” katanya.
Santi menjelaskan, anggaran untuk biaya rumah ambruk untuk kerusakan sedang akan mendapat Rp7,5-Rp8 juta per rumah.
“Kalau yang rusak sedang per rumah Rp7,5 juta sampai Rp8 juta, bahkan kalau rusaknya parah sampai Rp10 juta,” katanya.
Penyebab rumah ambruk, menurut Santi, karena kondisi rumah yang sudah tua dan ornamen bangunan yang sudah lapuk.
“Mayoritas karena kondisi lapuk, kita usahakan tahap kedua nanti menyetujui 80 proposal untuk dapat dicairkan, dan sekarang sedang proses survei,” katanya.
Santi berharap, dalam satu tahun pengajuan perbaikan rumah ambruk dapat empat kali tahap.
“Pengennya sih empat kali tahap, tapi yang menyesuaikan anggaran dulu, karena biaya rumah ambruk ini menggunakan anggaran biaya tidak terduga (BTT),” katanya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.