SUARA CIREBON – Cahaya lampu dan gemuruh tepuk tangan mewarnai langit malam di depan Balai Kota Cirebon, pada malam puncak perayaan Hari Jadi ke-598 Cirebon, Sabtu, 19 Juli 2025.
Perayaan yang mengusung tema“Cirebon Mayungi lan Nyumponi” bukan sekadar pesta masyarakat Kota Cirebon, tetapi juga simbol harapan yang bertumbuh dari akar sejarah dan cinta yang mendalam terhadap tanah leluhur.
Berbagai penampilan memukau membuka malam penuh makna, di antaranya Papa Jamees Band dari Sekretariat Daerah Kota Cirebon, Band Amora, dan Band BUMN, yang masing-masing menghadirkan warna tersendiri bagi panggung budaya.
Namun, gemuruh penonton mencapai puncaknya ketika Cakra Khan, penyanyi bersuara khas nan menyentuh, tampil sebagai bintang tamu utama.
Dengan membawakan lagu-lagu melankolis, seperti Butiran Debu, Kekasih Bayangan, dan Harus Berpisah, ia sukses menggiring emosi penonton ke dalam ruang kenangan dan harapan.
“Saya selalu senang bisa tampil di Cirebon. Antusiasme dan kebersamaan dari masyarakat di sini luar biasa,” ujar Cakra Khan.
Di kesempatan tersebut, Cakra Khan juga menyempatkan diri mengapresiasi karya-karya seniman lokal yang terpajang di Ruang Adipura Balai Kota.
“Karya-karya seniman Cirebon itu punya jiwa. Ada salah satu karya yang menarik dan saya beli,” ungkapnya.
Selain mengapreasi karya para seniman, Cakra Khan juga mengaku selalu menikmati kuliner khas Cirebon. Ia tidak pernah lupa dengan kue cikak, jajanan tradisional khas Cirebon.
“Saya suka kue cikak, enak,” tambahnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Wali Kota Cirebon, Effendi Edo menyampaikan, bahwa Hari Jadi bukan hanya tentang merayakan usia, melainkan momentum untuk meneguhkan kembali identitas dan arah perjalanan kota.
“Cirebon bukan sekadar bangunan atau batas wilayah administratif. Ia adalah ruang hidup, ruang sejarah, ruang budaya, dan ruang harapan,” ujar Wali Kota Edo.
Seperti yang diketahui, Kota Cirebon telah melewati zaman demi zaman, kerajaan, kolonialisme, hingga kemerdekaan.
“Dan dalam setiap tahapannya, Cirebon selalu punya cara untuk tetap hidup dan memberi arti,” ucapnya.
Lebih lanjut, Edo menekankan, tema Mayungi lan Nyumponi bukanlah sembarang frasa, melainkan falsafah luhur. Mayungi berarti memberi perlindungan, Nyumponi berarti mencukupi dan menghadirkan manfaat.
“Kami ingin Cirebon menjadi kota yang meneduhkan sekaligus menumbuhkan. Kota yang bukan hanya indah dari luar, tapi juga hangat dari dalam, dengan rasa keadilan, kenyamanan, dan kasih sayang yang nyata,” tuturnya.
Ia menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan pemerintahan yang hadir, mendengar, dan bekerja untuk rakyat, hingga ke pelosok RW dan gang-gang sempit.
Dalam suasana haru yang bercampur bahagia, Wali Kota juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat Kota Cirebon yang bersama-sama membangun dan menjadi nadi kehidupan kota.
“Karena bagi kami, kota ini bukan sekadar ruang administratif, melainkan rumah besar bersama yang harus kita rawat dengan cinta dan kita bangun dengan kerja nyata,” tutupnya.
Dalam kesempatan tersebut, ditampilkan pula prosesi penutupan Hari Jadi ke-598 Cirebon, di antaranya ada penampilan Erhu, Hadroh, Tari Topeng Panca Wanda hingga Tari Putri Binangkit.
Turut hadir dalam perayaan ini Wakil Wali Kota Cirebon Siti Farida Rosmawati, Sekretaris Daerah Agus Mulyadi, para asisten daerah, staf ahli, Ketua Pelaksana Hari Jadi Iing Daiman, jajaran kepala perangkat daerah, tokoh agama, tokoh budaya, dan masyarakat dari berbagai penjuru kota dan sekitarnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.
