SUARA CIREBON – Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon berkomitemen mempercepat penurunan angka stunting melalui pendekatan terpadu, partisipatif dan kolaboratif. Salah satunya dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita stunting dan ibu hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK).
Hal itu dikemukakan, Wakil Wali Kota Cirebon, Siti Farida Rosmawati, saat menghadiri kegiatan Gerakan Bersama Cegah Stunting di Baperkam Situgangga, Kecamatan Kesambi, Selasa, 2 September 2025.
Menurut Siti Farida, Gerakan Bersama Cegah Stunting merupakan program yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gizi (salah satunya PMT), pola asuh dan kebersihan.
“Tujuannya agar di Kota Cirebon tidak tumbuh stunting baru bisa mencapai target. Dengan kolaborasi semuanya, stunting di Kota Cirebon akan turun,” kata Siti Farida.
Hal ini merupakan bentuk nyata gotong royong semua pihak dalam mendukung program pemerintah untuk menekan angka stunting.
Farida mengatakan, Pemkot Cirebon telah memasukkan penurunan stunting sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. Pemerintah Kota Cirebon juga menetapkan penurunan stunting dalam RPJMD 2025-2029, tahun 2025 ini stunting ditargetkan turun dari 14,9% menjadi maksimal 13,95%.
“Alhamdulillah Kota Cirebon turun jumlah stunting dari 30 persen menjadi 14,9 persen,” ujarnya.
Melalui keterlibatan aktif masyarakat, Farida optimistis penurunan angka stunting di Kota Cirebon dapat berhasil.
“Semoga dengan program ini dan upaya kerja sama semua pihak, tujuan Kota Cirebon bebas stunting dapat tercapai,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua LPM Karyamulya, H Yani, mengatakan, bantuan paket PMT untuk balita stunting dan ibu hamil terbagi untuk di tiga rukun warga (RW) wilayah RW 04, RW 09, dan RW 10.
“Isi paketnya telor, ikan lele dan ada minyak, saya sudah koordinasi, proteinnya yang lebih tinggi itu ada di ikan dan di telor sebanyak 55 paket, untuk stunting 49 dan sisanya untuk ibu hamil,” kata Yani.
Saat ditanya jumlah kasus stunting di Karyamulya, Yani menyebutkan sebanyak 179 kasus stunting.
“Keseluruhan ada 179 kasus, bulan lalu kita sudah memberikan 54 balita, sekarang 49. Terakhir keseluruhan di Majasem, sehingga paling telat bulan depan semua sudah dibantu,”katanya.
Namun, menurutnya, dalam penanganan stunting, yang paling terpenting itu menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat.
“Tapi yang terpenting nya itu sosialisasi dengan sosialisasi sehingga masyarakat bisa hidup dengan sehat, dari mulai kehamilan dan melahirkan sampai mengurus balita di dua tahun pertama sehingga pertumbuhan anak akan lebih baik. Jadi yang lebih penting bagaimana pencegahannya,” tandasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.