SUARA CIREBON – Sejumlah murid SDN 1 Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon terpaksa harus melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) di musala, karena ketiadaan ruang kelas baru (RKB) di sekolah tersebut.
Plt Kepala SDN 1 Cirebon Girang, Arifin, menjelaskan, kondisi itu sudah berjalan empat tahun, tepatnya sejak 2021 lalu. Hal itu karena jumlah murid sebanyak 252 orang, tidak sebanding dengan fasilitas ruang kelas yang dimiliki SDN 1 Cirebon Girang.
“SDN 1 Cirebon Girang ini hanya memiliki enam ruangan, satu ruangan digunakan untuk kantor sekolah, sedangkan lainnya digunakan untuk kelas. Meskipun diberlakukan sistem sif, tetap saja tidak memadai, makanya terpaksa menggunakan ruangan musala,” ujar Arifin, Senin, 15 September 2025.
Arifin menuturkan, kelas 1 dan kelas 2 telah dibagi menggunakan sistem sif, sementara kelas 4 yang jumlah siswanya membludak hingga 52 murid dipecah menjadi dua rombongan belajar (rombel) yakni kelas 4 A dan 4 B.
“Kelas empat tidak ada yang disif, tapi dipecah menjadi dua, satu di ruang kelas satunya lagi belajar di musala tanpa meja tanpa kursi. Mereka belajar secara lesehan,” katanya.
Murid kelas 1, imbuh Arifin, belajar dari pukul 07.00 hingga 10.00 WIB, sementara kelas 2, masuk pukul 10.00 sampai pukul 12.00 WIB.
Menurut Arifin bangunan SDN 1 Cirebon Girang memang tergolong baru, namun fasilitas ruang belajar belum memenuhi standar karena kurang dua rombel.
“Imbasnya pembelajaran untuk kelas 1 dan kelas 4 kurang efektif. Kondisi ini sudah berlangsung cukup lama sejak 2021,” ungkapnya
Arifin menuturkan, sebelum memiliki bagunan gedung sendiri, murid-murid SDN 1 Cirebon Girang belajar secara terpisah-pisah. Kondisi tersebut berlangsung selama puluhan tahun.
Tiga lokasi belajar untuk kelas 1, 2 dan 6 di depan Balai Desa Cirebon Girang. Tempat itu kemudian beralih fungsi menjadi gedung serbaguna.
Sementara untuk kelas 3 dan 4 berada di lahan sekolah saat ini, sedangkan murid kelas 5 melaksanakan proses belajar mengajar di SDN 1 Kerandon, Kecamatan Talun.
“Ini sudah berlangsung puluhan tahun dan di tahun 2021, semua murid pindah lokasi di sekolah baru yang berada di lapangan Desa Cirebon Girang,” jelasnya.
Sebagai upaya penambahan rombel, pihaknya mencoba melakukan usulan ke dinas pendidikan dan DPRD, namun hingga ini belum terealisasi.
“Pengajuan sudah dua kali semenjak saya menjadi Plt pada Februari 2025 kemarin, tapi sampai sekarang belum ada respons maupun realisasi,” tandasnya.
Sementara itu guru kelas 2 SDN 1 Cirebon Girang, Uning Kurniasih, mengatakan, proses belajar mengajar di musala kurang efektif dan tidak nyaman karena para murid jadi mudah capek.
“Bayangkan untuk kelas 2 saja jumlahnya ada 44 murid, sebetulnya ini tidak nyaman dalam proses belajar karena mereka menulis sambil lesehan, bahkan ada yang tiduran,” kata Uning.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.