SUARA CIREBON – Program Studi Tadris Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon, menyelenggarakan Studium Generale bertajuk “Towards a World-Class Chemistry Education Program: Lessons from ASIIN and AQAS and the Development of a Global Academic Culture” pada Kamis, 30 Oktober 2025.
Kegiatan yang berlangsung di lingkungan FITK UIN Siber Cirebon ini menghadirkan narasumber utama Prof Fitri Khoerunnisa PhD, Ketua Program Studi Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Dalam paparannya, Prof Fitri membahas konsep, kriteria, dan strategi penerapan akreditasi internasional ASIIN dan AQAS, dua lembaga akreditasi ternama di Eropa yang menjadi acuan dalam pengembangan mutu pendidikan tinggi.
Menurutnya, kedua lembaga tersebut berlandaskan pada European Standards and Guidelines (ESG 2015) serta European Qualifications Framework (EQF) yang menekankan prinsip continuous quality enhancement, transparency, dan outcome orientation.
“ASIIN dan AQAS menuntut setiap program studi membangun sistem pembelajaran berbasis capaian (Outcome-Based Education/OBE) dan menerapkan perbaikan mutu berkelanjutan (Continuous Quality Improvement/CQI),” jelas Prof Fitri.
Ia juga menjelaskan bahwa proses akreditasi internasional mencakup sejumlah kriteria utama, seperti kesesuaian kurikulum dengan Learning Outcomes, asesmen berbasis bukti, efektivitas penjaminan mutu internal, serta penyusunan dua dokumen penting: Self-Assessment Report (SAR) dan Continuous Improvement Plan (CIP).
“SAR yang baik bukan sekadar deskriptif, tetapi reflektif dan berbasis data. Sementara CIP adalah rencana tindak lanjut berbasis hasil asesmen dan audit mutu yang menunjukkan keseriusan program studi dalam menjaga mutu akademik,” tambahnya.
Ketua Program Studi Tadris Kimia UIN Siber Cirebon, Dr Azmi Azhari MSi, menyebut kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat kesiapan prodi menghadapi akreditasi internasional.
“Melalui kegiatan ini, kami membangun budaya mutu berorientasi global dengan mengacu pada standar ASIIN dan AQAS, agar Tadris Kimia dapat bersaing di tingkat internasional,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan FITK UIN Siber Cirebon, Dr H Saifuddin MAg, mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan tersebut.
“Penerapan prinsip Outcome-Based Education dan Continuous Quality Improvement bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi setiap perguruan tinggi yang ingin unggul dan diakui secara global,” tegasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.