SIANG itu, Selasa (27/8/2019) sekira pukul 11:45 cahaya matahari terasa begitu menyengat. Gubuk beratap terpal putih terlihat di tengah area pesawahan Desa Sarabau, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon yang begitu gersang.
Sepasang suami istri, Warsino(70) dan Surti (60) yang berprofesi sebagai petani tengah berlindung dari sengatan matahari di bawah gubuk itu. Suara bising mesin diesel penyedot air untuk membasahi lahan kering menemani waktu istirahat mereka.
Dia mengaku, sudah 4 bulan terakhir ini sawah yang mereka sewa sebesar Rp4 juta per tahun sudah tak dialiri air. Sehingga, sawah yang sebelumnya ditanami padi, kini telah berubah menjadi tanaman palawija, seperti paria atau tanaman jenis lainnya yang bisa hidup dengan kondisi air yang sedikit.
“Airnya lagi susah mas. Pokoknya setelah lebaran idul fitri aja tu, kira-kira sudah 4 bulanan lah,” keluh Surti.
Walaupun ancaman kerugian terus mengintai akibat kekeringan, namun mereka tak putus asa dan pasrah dengan keadaan. Berbagai usaha pun dilakukan demi menumbuhkan tanaman paria mereka yang baru berumur 20 hari di lahan seluas satu hektar itu.
Salahsatu usaha yang dilakukan adalah dengan memompa air menggunakan diesel. Untuk sekali pemompaan yang dilakukan sekitar 3 hari sekali, mereka harus menggelontorkan uang sebesar Rp400 ribu untuk membeli bahan bakar minyak. Dalam sebulan biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp4 juta.
“Saya juga gak tau ini untung apa rugi. Namanya juga petani mas, untung ya dijalani, rugi juga tetap dijalani. Soalnya kalau gak begini saya mau kerja apa lagi,” ucapnya.
Ia mengaku, kondisi ini tak ia rasakan sendiri, sejumlah teman seprofesinya pun banyak yang mengalami kesulitan yang sama, bahkan lebih parah. Karena walaupun harus dipompa, di area sawahnya ini masih bisa mengeluarkan air, sedangkan di wilayah lain benar-benar kering dan tak keluar air walau dipompa.
“Di sini sih mending mas, dipompanya masih bisa keluar air. Kalau di wilayah lain mah sudah benar-benar kering dan walaupun dipompa juga airnya gak keluar. Saya sih pengennya sungai biar ada airnya lagi, biar sawah ini juga bisa ada airnya,” harap Surti. (Arif)