SUSUKAN, SC- Seorang pria asal Kecamatan Gegesik, RS (40) babak belur diamuk massa dijalan Ponpes Al-Arafat Blok II, Desa Gintung Lor, Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Ia menjadi bulan-bulanan massa karena disangka sebagai penjambret, Senin (26/8).
Kemarahan massa tak terbendung setelah dipicu aksi terduga pelaku yang dikabarkan sempat menyandera anak kecil untuk bisa melarikan diri. Informasi yang terhimpun menyebutkan, peristiwa bermula ketika RS dan temannya mengendarai sepeda motor berboncengan melaju dari arah barat menuju timur.
Setibanya di lokasi kejadian, RS melihat sales es krim yang sedang istirahat dan dihampirinya lalu meminta hand phone terduga korban. Mendapat perlakuan tersebut, terduga korban menjerit dan meneriaki maling kepada RS. Mendengar teriakan terduga korban, warga pun langsung datang mengepung kedua terduga pelaku. Saat itu, teman RS berhasil melarikan diri. Sedangkan, RS berhasil dikepung warga setempat.
“(Terduga) pelaku dua orang berboncengan, datang dari arah barat. Di situ (terduga) pelaku mencoba mengambil barang milik sales es krim, tapi saya tidak tahu namanya. Pelaku (saat itu) sudah dikepung. Tapi, menyandera anak kecil dan mengancam akan melukai anak kecil. Itu yang membuat marah masyarakat setempat,” ujar mandor Desa Gintung lor, Badrudin.
Dijelaskan, warga pun kemudian melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan anak kecil itu. Dan ketika RS lengah, massa langsung mengamankan RS dan menjadikannya sebagai bulan-bulanan untuk melampiaskan kekesalan. “Kalau nama anak kecilnya tidak bisa saya sebutkan, kasihan,” ujarnya.
Beruntung, tidak berselang lama, Polisi datang ke lokasi kejadian dan langsung mengamankan RS dari amukan massa. Kemudian RS di gelandang ke Mapolsek Susukan untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Begitupun dengan korban, Polisi membawanya ke Mapolsek Susukan untuk diperiksa sebagai saksi.
Kapolsek Susukan, AKP Sumarjono, membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurut Kapolsek, dari hasil pemeriksaan, diketahui RS belum mengambil barang milik korbannya. Namun, yang membuat marah masyarakat hingga membuat RS babak belur adalah karena RS telah menyandera anak kecil untuk bisa kabur dari kepungan masyarakat.
“Kalau niat pelaku sih ada. Tetapi, untuk buktinya tidak ada, karena pelaku belum mengambil barang korban dan tidak ada senjata tajam (sajam) di tangan RS. Jadi, kita tidak mempunyai bukti yang cukup untuk maju ke Kejaksaan. Korbannya pun merasa kasihan kepada RS (karena babak belur), dan dia (korban) juga memaafkan RS dan tidak mau melaporkan kejadian itu,” ungkapnya. (Islah)