CIREBON, SC- Elektronik Sistem Manajemen Strategis (e-SMS) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menempati urutan ke 5 dari 34 IAIN di seluruh Indonesia.
Salahsatu tim e-SMS dari Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama, Wilda Farah SE MSi CPA CA menjelaskan, sistem manajemen tersebut adalah program untuk menstandarisasi pengelolaan manajemen di seluruh perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia di bawah naungan Kementerian Agama.
Menurut dia, program ini adalah salahsatu terobosan Direktorat PTKI untuk melakukan perangkingan 58 kampus di bawah naungan Kementerian Agama yang terdiri dari, 17 Universitas Islam Negeri (UIN), 34 Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan 7 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) untuk memetakan kekurangan dalam pengelolaan manajemen.
“IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini menepati urutan ke 5 dari 34 IAIN. Itu tingkat IAIN, karena UIN, IAIN, dan STAIN karaktristiknya berbeda. Itu penilaian tahun 2018, karena kita menilainya kan yang sudah berjalan. Jadi penilaian tahun 2019 ini hasilnya akan diumumkan pada 2020,” kata Wilda ketika menghadiri acara Work Shop Pengelolaan Updating Data e-SMS di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (22/10/2019).
Dia menjelaskan, instrumen indikator pemeringkatan tersebut berdasarkan 544 pertanyaan yang ditanyakan kepada PTKIN, termasuk di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Selanjutnya, kata Wilda, penyerahan jawaban dari pertanyaan tersebut akan ditutup pada 30 Oktober 2019 mendatang. Bahkan, dia mengungkapkan, untuk IAIN Syekh Nurjati Cirebon sudah ada beberapa yang mengisi jawaban. Namun, kampus ini ingin menstandarisasinya agar pengelolaan isiannya tidak salah persepsi.
“Nah, saya datang ke sini itu untuk memberikan semacam guidance jika ada pertanyaan yang multi tafsir. Saya di sini itu untuk meng-coaching cara pengisiaan untuk IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini agar memenuhi standar yang diinginkan Kementrian Agama.
Masih kata Wilda, dari 544 pertanyaan ini dibagi menjadi 4 klasifikasi. Pertama, good universiti governance (GUG) untuk mendorong tata kelola perguruan tinggi yang baik. Kedua, university’s performance improvement (UPI) yaitu sebuah kampus yang berkinerja. Ketiga, competitive advantages university (CAU) yaitu agar kampus berkompetitif. Keempat, Global Recognition University (GRU) menjadikan kampus yang berdaya saing baik regional maupun nasional.
“Standarisasi ini diharapkan bisa membawa kampus di bawah naungan Kementerian Agama masuk jajaran 500 perguruan tinggi di dunia. Nah rangking ini dibuat agar perguruan tinggi ini bersemangat,” ujarnya.
Semenyara itu, admin e-SMS IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Rianto ST mengaku, pihaknya telah memahami instrumen tata kelola sistem manajemen tersebut. Hal itu dibuktikan dengan diraihnya peringkat 5 e-SMS tingkat IAIN se Indonesia dan menandakan IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini masuk dalam PTKIN yang pelaporannya baik.
“Untuk tahun ini kita harus yang pertama ya, karena kita juga mempunyai SDM yang bisa bersaing. Dari infrastruktur juga kita bisa berunjuk gigi. Kemudian dalam hal standar pun sudah pernah lakukan, bahkan kita juga sudah melakukan ISO. Sebenarnya standar ini juga hampir sama. Kami optimis mendapatkan peringkat pertama, makanya setelah ini kita koordinasi saling suport antara pimpinan dan operator. Sehingga dapat menghasilkan hasil yang maksimal,” pungkasnya. (Arif)