Kepala Dinas Perhubungan Kota Cirebon H Yoyon Indrayana mengatakan, sebanyak 10 armada BRT yang ia terima dari bantuan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) untuk dioperasikan di wilayah Kota Cirebon.
“Ada sepuluh armada, namun yang akan kita luncurkan itu cuma 9 BRT satunya buat literasi. Yang 9 akan kita luncurkan untuk operasional di dua trayek (Lintasan kendaraan umum),”kata Yoyon
Yoyon berharap dua opsi trayek untuk BRT ini bisa dilaksanakan semua, dua trayek tersebut yakni, trayek pertama meliputi By. Pass, Kedawung, Pilang, Krucuk, Kesenden dan Pegambiran. Adapun trayek yang kedua meliputi, Argasunya sampai ke Kota Tua atau Kawasan BAT.
“Kalau mode trayek yang pertama mah, modenya ngering, kalau trayek yang kedua modenya bolak-balik hanya Argasunya dan kawasan BAT saja, dan kurang lebih waktunya sekitar 1 jam 40 menit untuk kedua rute ini,” kata Yoyon.
Dikatakan Yoyon, kebaradaan BRT ini buka solusi untuk mengurangi kemacetan di Kota Cirebon, akan tetapi untuk mempermudah kebutuhan serta pelayanan kepada masyarakat atau penumpang.
“Sebenarnya kalau persoalan kemacetan itu kan, karena banyaknya kendaraan pribadi di Kota Cirebon, tapi kalau BRT sebetulnya solusi kebutuhan atau pelayanan dasar penumpang bukan solusi kemacetan,”ujarnya.
Yoyon menganggap, jika masyarakat Kota Cirebon yang notabenenya pengguna kendaraan pribadi atau ojeg online (Ojol) beralih ke BRT, bagi dia itu akan mengurangi kemacetan di Kota Cirebon.
Meski Pemerintah Daerah Kota Cirebon akan mempersiapkan launching BRT ini, dikatakan Yoyon Pemda Kota Cirebon akan tetap berbagi dengan Angkutan Umum atau Angkot.
“Dengan angkot tetap berbagi, sesuai dengan konsep saya yang awal, bahwa kita tidak akan ada saling sikut menyikut, atau menjarah trayeknya, semuanya akan kita lakukan dengan sebaik-baiknya,”ujar Yoyon.
Sementara itu, Penanggung Jawab (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Anwar Sanusi mengatakan, BRT ini harus segera dioperasionalkan pada awal tahun 2020.
“Diharapkan Januari 2020, di 2020 ini, bisa di Januari, Februari, ataupun Maret yah, yang jelas tahun baru, wajah baru Cirebon, harus sudah dimulai,”kata Anwar.
Tak hanya sebagai angkutan massal, Anwar menginginkan keberadaan BRT di Kota Cirebon ini harus memberikan manfaat serta kemudahan bagi penumpang atau masyarakat.
“Saya ingin keadaan BRT memberikan manfaat yang banyak bagi masyarakat Kota Cirebon, seperti memberikan kemudahan. Harus menyentuh keberadaan nya di masyarakat BRT ini,”katanya.
Hal serupa juga disampaikan, Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Fitria Pamungkaswati menyampaikan, bahwa dirinya sangat menyambut baik adanya BRT di Kota Cirebon.
“Ya ini akan mempermudah pelayanan masyarakat didalam tranportasi ini, terutama khususnya di wilayah selatan karena masih terkendala dari angkutan umum,”kata Fitria.
Fitria pun berharap, dengan adanya dua jalur untuk BRT ini, harus mampu dijalankan, serta pembayaran yang murah bagi para penumpang umum, yakni kisaran Rp5 ribu, agar bisa terjangkau oleh masyarakat.
“Pembayaran yang murah, sekitar Rp 5.000 insyaallah masih bisa terjangkau untuk masyarakat, apa lagi tidak ada jarak, jauh dekat sama saja Rp. 5.000, jadi ini sangat membantu masyarakat, terutama masyarakat yang belum memiliki kendaraan pribadi,” katanya.
Fitria pun berharap, BRT ini untuk segera dioperasionalkan paling telat pada bulan Januari atau awal tahun 2020. (M Surya)