PROGRAM Percepatan Peningkatan Tata Guna Irigasi (P3-TGAI) merupakan salah satu kegiatan dari progran infrastruktur berbasis masyarakat. Program ini lanjutan dari program P4 -ISDA-IK yang telah dilaksakan sejak tahun 2013 lalu, kemudian berganti nama menjadi P3-TGAI.
Namun demikan, pelaksanaannya hampir sama, yaitu untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat Petani Pemakai Air (P3A) dalam kegiatan perbaikan, peningkatan, dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier sesuai dengan kebutuhan serta prinsip kemandirian.
P3-TGAI merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja irigasi desa guna kesejahteraan petani, peningkatan ekonomi masyarakat, serta berkontribusi untuk ketahanan pangan dan peningkatan produksi tani. Melalui program ini, masyarakat dilibatkan dalam pembangunan irigasi kecil atau tersier di bawah 150 hektare dengan melibatkan langsung P3A atau GP3A.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, P3-TGAI didampingi oleh Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM). Kegiatan P3-TGAI ini merupakan program padat karya, karena manfaat untuk masyarakat pedesaan sangat besar.
Ketua P3A Karya Tani, Desa Ciuyah, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon sekaligus pelaksana kegiatan tersebut, Pathi mengungkapkan, dirinya mengaku senang dengan adanya program ini. Pasalnya, menurut dia, program ini sangat dibutuhkan masyarakat khususnya mitra cai, karena di saluran tersier masih banyak yang harus dibenahi.
“Alhamdulillah tahun ini dapat, untuk selanjutnya di tahun yang akan datang atau tahun depan bisa dilanjut (karena masih banyak saluran tersier yang belum disender atau di lining). Kami ingin menghidupkan kembali saluran-saluran yang sudah mati, supaya hidup kembali,” ujarnya kepada Suara Cirebon belum lama ini.
Pathi memaparkan, pekerjaan saluran tersier yang tengah dikerjakanya ini dengan panjang 194 meter x 2 meter (kanan dan kiri). Kedua sisi saluran ini diplester, namun untuk bagian lantai tidak diplester. Dia mengaku, pihaknya melaksanakan pembangunan ini telah sesuai dengan bestek dan berpedoman pada RAB yang ada.
“Saya mempunyai keyakinan bahwa pekerjaan ini tidak boleh di sub-kan, karena kalau yang mengelola pihak kedua atau rekanan itu hasilnya kurang memuaskan. Tapi kalau kita kerjakan oleh kelompok tani, rasa memilikinya besar sekali, sehingga hasil pekerjaan sangat memuaskan supaya umur pekerjaan akan lebih lama dinikmati,” ujarnya.
BACA JUGA: Bupati Upayakan Masa Tanam di Cirebon Jadi Tiga Kali
Setelah pekerjaan selesai, imbuh Pathi, pihaknya berkomitmen untuk memlihara saluran tersier tersebut. Hal itu dilakukan agar air irigasi dapat mengalir dengan lancar dan tidak mengalami kebocoran di sepanjang saluran.
“Sehingga lahan sawah terairi, panen meningkat, dan hasilnya memuaskan. Itu harapan kami,” pungkasnya. (Handi)