MAJALENGKA, SC- Di tengah pandemi Corona Virus Disiase 2019 (Covid-19) Pengusaha Kecil dan Menengah (UKM) harus melakukan kiat-kiat agar tetap bisa mempertahankan usahanya. Seperti yang dilakukan para pengusaha makanan di wilayah Kecamatan Cingambul.
Menurut pelaku usaha produksi makanan, dampak pendemi Covid-19 juga dirasakan oleh mereka. Sehingga perlu siasat untuk tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang berimbas pada perekonomian masyarakat.
“Sama seperti yang lainnya, kami juga merasakan dampak pendemi Corona ini, jumlah produksi terpaksa kami kurangi karena pemesanan juga ada penurunan,” kata Yeyet, Selasa (1/9/2020).
Penurunan jumlah produksi kata Yeyet terpaksa dilakukan, apalagi di awal-awal munculnya Covid-19. Pada saat itu kata dia pasar ataupun pedagang aktivitasnya terbatas, masyarakat juga banyak yang tidak keluar rumah. ”Di awal pandemi produksi kami turun lebih dari setengahnya,” akunya.
Dedi, pelaku usaha produksi makanan lainnya di Desa Rawa, Kecamatan Cingambul mengatakan, penurunan permintaan sangat dirasakan pada awal terjadinya pendemi.Kondisi itu berlangsung selama beberapa bulan.
”Dari Bulan Maret, April hingga Juni, penjualan mengalami penurunan yang cukup besar, untungnya waktu itu ada momentum Lebaran, sehingga masih agak lumayan pendapatan,” ujarnya.
Penurunan jumlah produksi kata Dedi tak hanya dialami oleh tempat usahanya. Hal serupa juga dirasakan oleh pelaku usaha lainnya.Pelaku usaha melakukan pengurangan jumlah produksi akibat permintaan yang juga mengalami penurunan. Langkah itu dilakukan agar produksi makanan tidak menumpuk,akibat adanya penurunan permintaan setelah munculnya virus Corona.
“Langkah ini dilakukan untuk menghindari kerugian karena barang tidak terjual, karena produksi makanan yang kita hasilkan tidak menggunakan bahan pengawet sehingga daya tahannya juga terbatas,” jelasnya.
BACA JUGA: Masalah Ekonomi Dominasi Gugatan Perceraian
Sedangkan produk makanan yang diproduksi oleh pelaku usaha di daerahnya tambahnya, rata-rata menggunakan bahan baku hasil pertanian, seperti ubi jalar, kacang dan pisang.
”Sehingga ketika ada penurunan permintaan, maka dilakukan pengurangan jumlah produksi. Mudah-mudahan pandemi ini cepat berakhir sehingga usaha makanan dapat berjalan normal lagi,” harapnya. (Dins)