KABUPATEN CIREBON, SC- Pengadaan Tempat Pemakaman Umum Daerah (TPUD) merupakan bagian dari tugas pemerintah, karena fasilitas umum tersebut memang belum tersedia. Meskipun disiapkan sebagai tempat pemakaman umum, namun pada situasi tertentu TPUD bisa dimanfaatkan untuk pemakaman jenazah positif Covid-19.
Kepala Bidang Relawan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan, usai menggelar rapat kerja Bidang Relawan di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Cirebon, Selasa (13/10/2020), mengatakan, persiapan pembangunan TPU milik Pemda dimungkinkan berada di dua lokasi.
Namun, Iwan belum bisa memastikan titik lokasi kedua TPUD tersebut. Pasalnya, tim masih menunggu terbitnya keputusan dari Pemda setempat. “Kita menunggu terbitnya keputusan, belum bisa disebutkan. Tapi, kemungkinan dua wilayah,” ujar Iwan.
Hasil rapat Bidang Relawan sendiri, kata Iwan, ialah menyiapkan program kerja untuk tiga bulan kedepan. Hal itu, terkait dengan segala sesuatu yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan oleh Bidang Relawan. Dalam rapat tersebut, muncul usulan-usulan kegiatan, diantaranya agar tim lebih masiv lagi melakukan sosialisasi tentang prosedur fatwa MUI untuk perlakuan jenazah Covid-19.
Dijelaskan Iwan, hal itu dimaksudkan agar tidak ada lagi tuduhan-tuduhan kepada pemerintah bahwa pemulasaran tidak sesuai dengan syariat Islam. “Fatwa MUI sudah sangat jelas kan, nanti kita sosoalisasikan dan kita akan tindaklanjuti dengan mengumpulkan Kasi Kesra tingkat kecamatan, mungkin dengan menggandeng NU juga, biar lebih clear,” papar Iwan.
Selain itu, lanjut dia, rapat juga membahas pembagian tugas Bidang Relawan dari mulai proses evakuasi sampai pemakaman jenazah Covid-19. Nantinya, akan dibentuk tim lapangan yang akan mengcover setiap tahapan proses pemakaman. “Nanti akan membentuk tim dilapangan, siapa yang jadi ketua tim lapangan, siapa yang memimpin doa, siapa yang menggali, siapa yang gotong sampai pengamanannya juga. Makanya dalam rapat tadi ada Kasat Binmas dan ada Kasi Ops dari Kodim,” tukasnya.
Ia menambahkan, sejauh ini pihaknya akan memaksimalkan tim-tim yang sudah ada di RS, PSC, termasuk juga melibatkan unsur aparat Pemdes seperti Lebe dan Mandor serta melibatkan masyarakat sekitar. Untuk menghandel proses tersebut, imbuh Iwan, dipastikan tidak ada pelatihan bagi tim karena proses pemakaman itu sudah umum. Terlebih, prosedur-prosedur tentang evakuasi dan lainnya sudah ada rujukan dari Dinas Kesehatan. “Kalau kaitan dukungan operasionalnya tentu kita nunggu dari proses pencairan BTT-nya,” ungkapnya. (Islah)