KABUPATEN CIREBON, SC- Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon memastikan lahan pertanian produktif seluas 52.658 hektare akan terkunci sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Bahkan, khusus untuk lahan pertanian padi seluas 45 ribu hektare, Distan sudah memasukkannya ke dalam revisi Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cirebon.
Plt Kepala Distan Kabupaten Cirebon, Wasman, mengatakan, dari 52.658 hektare tersebut, 45 ribu hektare di antaranya merupakan lahan pertanian padi. Dan sisanya, lahan pertanian hortikultura, tebu, palawija dan lainnya.
“Kami akan mengunci lahan produktif tersebut, jangan sampai beralih fungsi. Mudah-mudahan 45 ribu hektare itu dituangkan di dalam RTRW menjadi revisi Perda RTRW Kabupaten Cirebon, dan sudah di mulai sekarang,” kata Wasman, saat ditemui, Selasa (19/1/2021).
Pada tahun 2020 kemarin, kata dia, produktivitas pertanian padi bisa mencapai 6,4 ton per hektare. Angka tersebut berada di atas rata-rata produktifitas pertanian nasional yang hanya 5,8 ton per hektare. Begitupun dengan produksi gabah kering giling, pada tahun 2020 Kabupaten Cirebon mempunyai produksi sebanyak 581.395 ton. Sehingga, bisa dipastikan kondisi pandemi Covid-19 yang mewabah tidak berpengaruh pada produktifitas pertanian.
“Kalau dikonversi ke beras, menjadi 372.732 ton beras. Itu karena ada rendeman atau penyusutan,” kata Wasman.
Dia memastikan, produktifitas tersebut bisa meningkat menyusul telah berfungsinya Waduk Jatigede. Khususnya, pada lahan pertanian barat dan utara Kabupaten Cirebon, yakni Kecamatan Susukan, Kapetakan dan Kecamatan Suranenggala. Dia menyebut peningkatannya mencapai sekira 20 ribu hektare lebih karena bisa tanam hingga tiga kali.
“Pertahun kita bisa menanam 90 ribu hektare dengan dua kali tanam. Dengan adanya Jatigede, kususnya untuk wilayah Susukan sampai Kapetakan dan Suranenggala kurang lebih 20 ribu hektare, bisa tiga kali,” jelasnya.
BACA JUGA: Kavling Lahan Pertanian Produktif Diadukan ke Bupati
Selain itu, upaya yang dilakukan Distan Kabupaten Cirebon juga melalui teknologi budidaya tanaman. Hal itu agar bisa bersaing dengan industri.
“Upaya kita melalui teknologi budidaya, karena lahan segitu-gitunya, bersaing dengan industri. Makanya di LP2B kita kunci 45 ribu hektare jangan beralih fungsi,” pungkasnya. (Islah)