SUASANA haru menyelimuti sidang terbuka S3 Carlan untuk mendapatkan gelar doktor di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Jumat (18/3/2021).
Carlan merupakan seorang penyandang disabilitas. Namun, berkat kegigihannya, dia berhasil meraih gelar tersebut dan menjadi yang pertama meraih gelar doktor jebolan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Saat penyampaikan pesan dan kesan di akhir sidang, Carlan mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak atas diraihnya gelar tersebut. Seperti untuk keluarga, sivitas akademika IAIN Syekh Nurjati Cirebon, rekan-rekan di tempat kerja, hingga untuk Bupati Kuningan, Acep Purnama beserta keluarga.
“Mohom ijin Pak Bupati dan Bu Hajah Ika (istri Bupati Kuningan) jika dalam kesempatan ini saya menyampaikan sejarah yang pada umumnya mungkin orang tidak tahu siapa saya dengan Pak Acep itu,” kata Carlan dengan berderai air mata.
Karena, Carlan menjelaskan, sebagai Kabid Dikmas PAUD pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, mungkin masyarakat menganggap hubungan dirinya dengan Bupati Kuningan hanya antara atasan dan bawahan.
“29 tahun yang silam, tepat di bulan Februari 1992, Allah menakdirkan saya ketemu dengan beliau (Acep Purnama) di Hotel Purnama Jalan Siliwangi (Kabupaten Kuningan),” tuturnya.
Sejak saat itu, dirinya dianggap sebagai anak oleh Acep. Carlan mengaku, dirinya terus diberi dorongan dan motivasi untuk terus berprestasi.
“Beliau saat itu mengatakan saya harus menjadi sarjana. Tapi hari ini saya buktikan tidak hanya S1, tapi saya persembahkan gelar doktor untuk bapak tercinta,” ungkap Carlan dengan haru.
Untuk meraih gelar doktor ini, Carlan tergolong cepat, yaitu hanya dalam waktu 2 tahun, 2 bulan, dan 12 hari saja dia menyelesaikan pendidikan di jenjang S3-nya di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Bahkan, menariknya pelaksanaan sidang ini pun bertepatan dengan ulang tahun dirinya ke 49.
Carlan pun meraih nilai yudisium promovendus cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,73.
Suasana haru itu pun menyelimuti sepanjang pelaksanaan sidang tersebut. Dengan suara parau menahan tangis, Bupati Kuningan, Acep Purnama memberikan pesan-pesan dalam kesempatan tersebut.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada sivitas akademika IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang telah memberikan kesempatan kepada salah satu warga kami yang juga merupakan salah satu pegawai di Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan, yaitu Carlan untuk menyelsaikan S3-nya,” ujar Acep.
Dia mengungkapkan, Carlan merupakan pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan ke 8 yang berhasil meraih gelar doktor. Untuk itu, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan dirinya untuk memimpin daerah tersebut ke arah yang lebih baik dengan didampingi orang-orang hebat, tidak hanya di bidang akademik, tapi juga berkarakter.
“Saya juga berpesan kepada Carlan untuk amanah mengemban amanah ini. Karena gelar akademik ini juga merupakan amanah yang harus diemban. Karena semakin tinggi, terjangan angin pun akan semakin kencang menerpa kita,” tuturnya.
Acep memaparkan, pihaknya percaya Carlan dapat mengemban amanah tersebut. Pasalnya, dia mengaku telah mengenal Carlan.
“Dulu Carlan yang seorang tunanetra datang bersama teman-temannya, saya adalah pemilik Hotel Purnama. Saya memerjuangkan mereka untuk menjadi juru pijat untuk para tamu hotel,” ungkapnya.
Namun, jelas Acep, dirinya melihat ada kelebihan yang dimiliki Carlan dibandingkan teman-teman lainnya. Untuk itu, dirinya mendorong Carlan untuk menempuh pendidikan tinggi. Pasalnya Acep yakin, pendidikan tinggi dapat menjadi bekal dia untuk menghadapi kehidupan di masa-masa berikutnya yang akan berguna, baik untuk masyarakat maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan.
“Waktu itu tahun 1992, dan saya sampaikan kepada Dr Carlan, kamu harus jadi sarjana dan hari ini beliau sudah S3 dan meraih gelar doktor. Semoga ini bisa menjadi semangat kepada yang lainnya, karena saya yakin di balik kekurangan pasti ada kelebihan,” terangnya.
BACA JUGA: Penyandang Tunanetra, Calon Doktor Pertama Jebolan IAIN Cirebon Ini Jalani Sidang Terbuka
Sementara itu, Direktur Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof Dr H Dedi Djubaedi MAg menjelaskan, dalam meraih gelar doktor ini memang tidak mudah. Untuk itu, dia mengatakan kepada Carlan untuk lebih baik mandi keringat di awal dari pada mandi darah di pertempuran.
“Dengan selesainya sidang ini, maka selesai sudah marah-marah saya ke anda (Carlan). Lebih baik mandi keringat di awal, dari pada mandi darah di pertempuran. Tantangan anda selanjutnya adalah bagaimana mengimplementasikan keilmuan ini untuk masyarakat dan tempat dimana anda bekerja,” tandasnya. (Arif)