KABUPATEN CIREBON, SC – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon mengaku, hingga saat ini masih terkendala sulitnya mencari sumber air. Hal itu disampaikan Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Jati Kabupaten Cirebon, Suharyadi, usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi II DPRD setempat, Senin (29/3/2021).
Namun, Suharyadi memastikan jajarannya terus mencari potensi sumber-sumber air yang ada di Kabupaten Cirebon. Upaya tersebut, menurut Suharyadi, sebagai upaya meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan.
“Tadi sudah saya sampaikan bahwa kinerja PDAM ini adalah salah satu yang menjadi kesulitan kita adalah minimnya sumber air. Semua berdampak kepada peningkatan pelayanan, saya tadi meminta kepada Komisi II agar PDAM dibantu untuk mencari potensi-potensi sumber air yang ada di Kabupaten Cirebon,” kata Suharyadi.
Sebab, jika mendapatkan sumber air yang baru, menurut dia, hal itu bisa lebih cepat untuk meningkatkan cakupan layanan dan dapat meningkatkan jumlah pelanggan di wilayah-wilayah yang belum ada jaringan perpipaan PDAM. Ia juga mengaku terus berusaha meningkatkan jaringan perpipaan.
“Untuk tahun 2020 kita dapat bantuan APBN untuk pemasangan jaringan perpipaan dari Desa Sampiran sampai ke Kantor Imigrasi. Kemudian alhamdulillah, kita bisa memasang di beberapa perumahan yang dilewati jalur pemasangan pipa itu,” katanya.
Terlebih, imbuh dia, pada 2020 pihaknya juga sudah bisa memasang jaringan perpipaan PDAM di Pondok Pesantren Al-Khaeriyah yang ada di Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber. Kemudian pemasangan yang ada di jalur Kantor Imigrasi ke Perumahan Sultan, Kedawung Regenci dan perumahan lain yang ada di sekitar.
Suharyadi menjelaskan, sejauh ini, kerja sama dengan pihak swasta belum dilakukannya. Namun, yang ada adalah kerja sama dengan sesama PDAM. Seperti PDAM Kuningan untuk melayani Cabang Beber. Kemudian dengan PDAM Indramayu untuk melayani wilayah perbatasan Jagapura di Gegesik.
“Dan kami juga, kerja sama menjual air untuk Indramayu di wilayah Kerangkeng. Jadi kerja sama dengan swasta sampai sekarang masih belum ada,” terangnya.
Adapun pelayanan yang dilakukan pihaknya ke PT Taekwang, sebenarnya bukanlah kerja sama. Tetapi, pihaknya melayani untuk pelayanan di PT Taekwang. Karena pelayanan untuk di PT Taekwang dari sistem pelayanan yang ada di Waled.
“Jadi di Waled itu kapasitasnya 50 liter perdetik baru dimanfaatkan 10 liter. Nah, Taekwang itu meminta 10 liter, jadi kalau kita melayani juga masih aman, juga termasuk untuk pelanggan. Bahkan di sana kita juga sudah melayani rumah sakit Waled, tapi itu bukan kerja sama,” papar dia.
BACA JUGA: Komisi II Minta Calon Jajaran Direksi PDAM Dites
Menurut Suharyadi, baik ke PT Taekwang maupun RSUD Waled itu sifatnya memohon untuk dipasang sambungan baru sehingga sama seperti dengan pelanggan yang lainnya.
“Kalau memintanya di atas 10 liter ya tidak bisa, kemarin itu permohonannya hanya 10 liter per detik. Dipakai 10 liter tambah 10 liter jadi 20 liter per detik, sementara kapasitas 50 liter per detik jadi masih aman untuk yang lainnya,” pungkasnya. (Joni)