KABUPATEN CIREBON, SC- Kepala Bidang Layayan Kearsipan Dan Perpustakaan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Cirebon, Fitri Nurlia Sari menyampaikan, kegiatan inklusi sosial menjadi satu-satunya kegiatan berjalan di gedung perpustakaan Kabupaten Cirebon, selama pandemi covid-19 berlangsung.
Kegiatan inklusi sosial itu, menurut dia, berawal dari buku kewirausahaan yang tersedia di perpusatakan, yang kemudian dipraktekan secara langsung kepada masyarakat yang bersedia mengikuti kegiatan inklusi sosial.
“Jadi inklusi sosial itu penerapan buku yang ada, dipraktekkan diaplikasikan. Kemarin yang sudah jalan itu ada praktek merajut, hidroponik dan bisnis online. Jadi kami dengan temen-temen itu menginginkan peserta yang ikut kegiatan itu sampai bisa,” kata Fitri, Senin (29/3/2021).
Kalaupun waktunya tidak cukup satu pertemuan, pihaknya tidak mempermasalahkan. Karena bisa kembali diulang pada sesi berikutnya.
“Tidak apa-apa 2 atau 3 kali pertemuan. Begitu selesai mengikuti itu bisa dilaksanakan di rumah,” katanya.
Harapannya, lanjut dia, di tengah pandemi untuk dapat membantu menekan jumlah angka pengangguran. Sekarang ini, jelas dia, perpusatakan itu sedang menuju ke arah kesejahteraan.
“Kalau dulu kan, hanya pinjam buku dan membaca. Diharapkan, dengan membaca buku dapat menambah pendapatan keluarga. Salah satunya ini, dengan inklusi sosial belajar menjahit dan merajut,” katanya.
Sebagai bukti keberhasilan program kegiatan tersebut, ia menyebutkan, salah satu produk hasil merajut berupa tas dibandrol seharga Rp250.000 laku di pasaran online.
“Instruktur yang kami minta itu sudah berpengalaman, sehingga bentuk tas yang dihasilkan sudah mendunia, sudah ada di pasaran online,” ungkapnya.
BACA JUGA: Dongkrak Minat Baca, DKP Gaet Pegiat Literasi
Adapun peserta inklusinya, kata dia, dibatasi hanya 10 sampai 20 orang. Karena, mengingat saat ini sedang pandemi Covid-19. Pelaksanaannya pun, kata dia, sesuai dengan anjuran pemerintah dengan menerpakan protokol kesehatan.
“Pelaksanaan inklusi ini biayanya gratis tidak ada sama sekali. Kalau ada pengunjung yang ikut kegiatan inklusi diperbolehkan. Syaratnya tidak ada, yang penting benar mau mengikuti, jangan iseng. Kalau ada pelatihan seperti hidroponik kita suka sebarkan di medsos untuk umum, seperti melalui Instagram Disarpus,” pungkasnya. (Joni)