Pascapemeritah pusat memberlakukan aturan larangan mudik Lebaran di tahun 2021 ini, pro-kontra di masyarakat pun terjadi. Pasalnya, larangan mudik tersebut dinilai merugikan banyak pihak, termasuk penurunan di sektor ekonomi maupun pariwisata.
Salah satu yang terdampak paling nyata adalah sektor transportasi. Tak sedikit awak angkutan mulai pengemudi, kondentur, kernet dan mekanik yang merasakan dampak dari larangan mudik itu. Para awak angkutan khususnya bus antar kota antar provinsi (AKAP) hanya bisa merana dan pasrah.
Seorang awak bus, Ambar mengaku tidak bisa berbuat banyak karena aturan yang terkesan merugikan itu. Akibatnya, lanjut Ambar, penghasilan yang sudah di depan mata pun malah gagal diraih.
“Saat ini penumpang mengalami penurunan drastis, tidak ada penumpang sama sekali, ini saja dari pagi sampai sekitar jam 11 siang baru dapat satu penumpang saja,” kata Ambar kepada Suara Cirebon saat menunggu penumpang di Terminal Harjamukti Kota Cirebon, Senin (3/5/2021).
Jika dibandingkan dengan sebelum adanya larangan mudik, lanjut Ambar, biasanya dia mendapatkan 10 sampai 15 penumpang. Namun, sekarang paling banyak hanya 5 penumpang saja.
“Kalau hanya dapat 5 penumpang atau kurang, kadang tidak bisa berangkat. Kalau waktunya sudah lama, penumpang terpaksa dipindahkan ke bus lain. Itu juga hasilnya paling dapat buat solar saja,” keluhnya.
Dengan ada larangan mudik ini, Ambar mengaku terpaksa harus ngetem (nunggu) lama bahkan kadang tidak berangkat.
“Kalau untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri ya sebisanya, kadang ada kadang tidak ada,” ujarnya.
Biasanya, kata Ambar, di momen Lebaran sebelum adanya pandemi Covid-19 ini ramai sekali penumpangnya. Sayangnya sudah dua tahun berjalan dia harus merasakan sepinya penumpang.
“Adanya larangan mudik ini, sebenarnya tidak setuju, tapi karena pemerintah maunya begitu ya bagaimana lagi, kita yang bawah hanya bisa mengikuti apa kata pemeritah saja,” kata dia pasrah.
BACA JUGA: Hindari Penyekatan Masyarakat Mudik Lebih Awal
Hal yang sama diungkapkan oleh salah seorang kondektur bus, Agus kepada Suara Cirebon. Menurut Agus menjadi kondektur bus Cirebon-Bandung itu, adanya larangan mudik Lebaran tahun ini, menyebabkan para awak bus makin menderita.
“Tidak setuju, tapi namanya orang kecil tidak bisa melawan, mau bagaimana lagi. Nanti tanggal 6 Mei itu ditutup total, setiap bus atau kendaraan lain katanya tidak bisa beroperasi, paling adanya Elf,” pungkasnya. (Yusuf)