MAJALENGKA, SC- Pelarangan mudik dikaitkan dengan upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pemerintah bahkan menjadikan India sebagai contoh agar masyarakat bisa lebih patuh untuk tidak mudik. Namun pada kenyataannya, masyarakat yang tidak mudik malah menciptakan kerumunan di dalam wilayahnya, seperti terlihat sejak dua hari terakhir. Warga memadati mall, serta tempat keramaian lainnya di Majalengka.
Memasuki hari ke 21 Ramadhan kerumunan masyarakat makin banyak terlihat di pusat-pusat perbelanjaan, seiring mulai dibayarnya gaji dan uang THR untuk pegawai pemerintah dan perusahaan. Kerumunan massa pun nampak memadati salah satu pusat perbelanjaan yang terletak ruas jalan Cigasong-Jatiwangi, serta mall yang berada di Kelurahan Majalengka Kulon maupun Majalengka Wetan, atau ruas jalan KH Abdul Halim.
Kerumunan masyarakat juga terlihat di titik-titik ruang publik, seperti Alun-alun Majalengka, kawasan GGM,dan Taman Raharja, Bundaran Munjul, serta kawasan Pujasera. Ironisnya banyak diantara warga yang berkerumun tak menerapkan protokol kesehatan (Prokes), seperti memakai masker,atau menjaga jarak. Petugas yang berada di sekitar kerumunan warga juga terkesan longgar dalam melakukan pengawasan.
Gery, warga Majalengka melakukan mudik lebih awal dari Jakarta, saat ditemui di salah satu pusat perbelanjaan mengatakan, bila melihat suasana di mall atau ruang publik kesan yang muncul saat ini masih seperti sudah tidak ada lagi pandemi.
Meski kebijakan pemerintah pusat maupun daerah saat ini tegas, bahwa pendemi Covid-19 belum berakhir. “Buktinya pemerintah masih melarang mudik, karena masih di masa pandemi. Tapi kalau melihat pemandangan di pusat perbelanjaan, atau ruang publik serta tempat wisata boleh buka, terasa aneh juga,” ujarnya, Senin (3/5/2021).
BACA JUGA: Ramadhan, Penjualan Kurma Meningkat
Senada dikatakan Aisyah, warga lainnya. Ibu rumah tangga ini mengaku sebenarnya masih ragu untuk ikut berkerumun membeli kebutuhan Lebaran. Namun karena melihat banyak warga yang sudah membeli kebutuhan untuk Lebaran, seperti pakaian dan barang lainya, terpaksa dirinya memberanikan diri.
“Dan pengawasannya juga tidak seperti menjelang Lebaran tahun lalu. Dan tahun ini pemerintah kan tidak melarang sholat Ied seperti tahun lalu, kasihan anak-anak kalau tidak dibelikan baju untuk sholat Ied nanti,” ucapnya. (Dins)