KABUPATEN CIREBON, SC- Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Cirebon terus berupaya menggali potensi masyarakat melalui kegiatan pengembangan literasi berbasis inklusi sosial. Yakni dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai jual dan manfaat lainnya.
Kepala Disarpus Kabupaten Cirebon, H Hendra Nirmala, melalui Kepala Bidang Layanan Arsip dan Perpustakaan, Fitri Nurliasari mengatakan, kegiatan tersebut mengusung konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam mengolah dan memanfaatkan sampah plastik.
Menurutnya, hal itu menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah dalam memanfaatkan, mengurangi, dan mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi.
Disarpus sendiri, kata dia, memiliki program pengembangan literasi berbasis inklusi sosial, yang mana dalam kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi masyarakat.
“Dalam memanfaatkan SDM atau potensi yang ada di lingkungan sekitar,” ujarnya.
Selain itu, menurut dia, pengembangan literasi inklusi sosial ini juga diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya.
“Tentunya kegiatan ini dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik untuk dirinya, lingkungan, dan juga orang lain,” katanya, Jumat (28/5/2021).
Ia menyebutkan, kegiatan tersebut telah melibatkan unsur masyarakat dari berbagai kalangan yang berada di Kabupaten Cirebon. Selain itu, juga mengundang instruktur atau narasumber untuk memberikan pelatihan kepada anggota.
“Kegiatan yang kami lakukan ini sudah berlangsung sangat lama, dan biasanya pada hari Selasa dan Jumat ada pelatihan merajut, menjahit, jurnalistik dan juga fotografer yang masuk dalam kegiatan inklusi,” ungkapnya.
Sehingga, sambung dia, produk yang sudah dibuat oleh anggota pun beragam. Yakni mulai dari dompet, tas, baju bayi, dan pembuatan produk dari bahan sampah daur ulang, di antaranya adalah tempat air mineral, gantungan, tisue, hiasan dinding, dan lainnya.
Dalam proses pembuatannya, dia memaparkan, memakai barang-barang yang sudah tidak terpakai dan bisa didaur ulang, seperti gelas plastik bekas air mineral, daun-daun kering, dan bungkus kopi.
“Hasil produk yang sudah jadi juga bisa dimanfaatkan untuk dipakai sendiri, seperti dompet dari bungkus minuman, daun-daun untuk hiasan dinding, sedangkan untuk yang rajut bisa di jual dengan sistem PO,” katanya.
Tak jarang hasil kerajinan tangan yang sudah dibuat diikutsertakan dalam pameran dan dijual kepada masyarakat.
“Untuk hasil penjualan, karena pembuatannya kelompok maka hasil akan didiskusikan dengan kelompok. Jika dibuat oleh per orang, maka hasil tersebut untuk orang yang membuatnya. Dan tetap ada perhitungannya atau bagi hasil,” pungkasnya. (Joni)