KABUPATEN CIREBON, SC- Pemerintah pusat memutuskan, pesta demokrasi baik pemilu legislatif (pileg) maupun pemilihan kepala daerah (pilkada) digelar serentak di 2024 mendatang. Meski di gelar di tahun yang sama, namun waktu pelaksanaannya beda.
Keputusan itu, menjadi angin segar partai politik (parpol) kelas menengah. Pasalnya, hasil pemilu 2019 tak lagi menjadi patokan syarat mengusung pasangan calon (paslon) kepala daerah di pilkada 2024. Tidak ada klaim satu paket bagi semua parpol, semuanya rata mempunyai kesempatan yang sama. Hal itu dikemukakan Ketua DPD PKS Kabupaten Cirebon, Junaedi ST, usai melaksanakan Rakerda di Sekretariat DPD PKS setempat, Minggu (6/6/2021).
Junaedi mengatakan, pilkada 2024 akan sangat menarik. Menurutnya, semua partai politik akan fight (bertarung) di pemilu 2024. Parpol, lanjut Junaedi, akan berebut perolehan suara di pileg yang akan dihelat 28 Februari 2024 dan pilkada yang digelar pada 27 November 2024.
“Semua parpol punya peluang dan akan bertarung penuh di 2024 nanti. Karena tidak lagi bersandar di hasil pileg 2019 lalu. Yang 20 persen dari perolehan kursi di parlemen, bisa mengusung satu paket,” ujar Junaedi
Menurut dia, pileg dan pilkada yang diserentakkan itu memang terlalu singkat waktunya. Namun, domain keputusan dan kebijakan politik pemerintah pusat itu harus tetap dijalankan.
“Ini keputusan politis. Kami di daerah tidak bisa bicara lebih dalam. Kita hanya bisa mempersiapkan perangkat untuk merajut kemenangan di pesta demokrasi itu,” ujarnya.
Melalui rakerda pihaknya, sudah ditarget oleh DPW untuk bisa menaikkan perolehan suara. Target yang menurut Junaedi realistis. Apalagi ketika ada perubahan daerah pemilihan (dapil) dari 7 menjadi 10 dapil.
“Kita targetkan memperoleh kursi satu dapil satu kursi. Ini lebih realistis, ketimbang satu dapil, dua kursi. Momentum rakerda ini tentunya menjadi batu sandaran penting untuk menyongsongnya,” terangnya.
BACA JUGA: Bupati akan Perbaiki, Komisi II Bakal Sidak
Anggota DPRD empat periode itu menambahkan, cara yang akan dilakukan PKS untuk menarik suara yakni merangkul kalangan milenial. Menurut dia, PKS menyadari betul, ada bonus demografi yang terjadi di 2024. Di mana 40 persen di antaranya, merupakan pemilih pemula. Tentu PKS akan serius membidik pemilih milenial.
“Saya yakin PKS bisa bermain di situ. Kader-kader kita juga banyak yang masih berusia muda, mahasiswa jadi connect,” pungkasnya. (Joni)