KABUPATEN CIREBON, SC- Kabupaten Cirebon sudah masuk daerah eliminasi kusta atau berhasil menekan angka kasus kusta.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana, mengatakan, dibanding lima daerah lainnya di Jawa Barat, Kabupaten Cirebon sudah masuk ke eliminasi tersebut. Saat ini, angka persentasenya sudah berada di bawah satu persen.
Menurut Nanang, prevalence Kabupaten Cirebon berada di bawah standar yang telah ditentukan.
“1 per 10 ribu penduduk, kita ada di 1,75. Artinya kalau di bawah 1 persen, kita masuk ke eliminasi kusta, sudah berhasil. Artinya di Jabar, Kabupaten Cirebon sudah masuk ke eliminasi kusta. Karena di Jabar sendiri masih ada 5 kabupaten/kota lagi,” kata Nanang, Senin (7/6/2021).
Namun, kata Nanang, karena angka stigma dan pengetahuan masyarakat masih rendah, pihaknya tetap masif melakukan kegiatan Intensive Case Finding (ICF) atau mencari orang yang mempunyai gejala-gejala mirip seperti kusta.
Caranya, di setiap desa endemis kusta tinggi, diberikan gambar badan yang ditandai, dimana ada bercak-bercak mirip kusta seperti panu.
“Kemudian hari kedua kita bawa ke pelayanan pemeriksaan kusta. Nanti dokter yang menentukan kusta atau bukannya,” kata Nanang.
Dikatakan Nanang, salah satu cara yang efektif dan murah untuk mengetahui penyakit kusta ialah dengan berkaca di cermin. Jika diketahui ada bercak putih dan mati rasa, maka bisa dipastikan bercak tersebut kusta.
“Dan biasanya kalau kusta kena matahari itu bersinar, dan mati rasa. Itu saja yang paling penting ditekankan kepada masyarakat. Sehingga dengan cara itu temuan (kusta, red) sempat naik di atas 200 bahkan pernah 242. Nah kasus baru kusta sejak tahun 2020 sampai sekarang tersisa 137 orang,” terang Nanang.
Dijelaskan Nanang, penyakit kusta memang merupakan penyakit menular. Namun, penularannnya tergolong lambat karena butuh waktu bertahun-tahun dengan tingkat sentuhan secara terus menerus. Sedangkan untuk mengetahui penyakit kusta pada anak-anak, Dinkes Kabupaten Cirebon juga aktif melakukan survey school dengan mengecek bagian tubuh anak. Biasanya, penyakit kusta pada anak terdapat pada bagian punggung dan pipi.
“Kalau yang di jari tangan itu namanya tingkat kecacatan, ada tingkat satu dan tingkat dua,” paparnya.
Ia menambahkan, penyakit yang disebabkan mycobacterium leprae itu bukan penyakit mematikan. Di Kabupaten Cirebon, menuurt Nanang, tidak ada kasus kusta yang meninggal.
BACA JUGA: 71 Lansia Warga Desa Dukuh Divaksin
Hanya saja, penyakit tersebut bisa menimbulkan cacat jika tidak segera diobati. Pengobatan untuk menuntaskan penyakit kusta memakan waktu hingga satu tahun.
Namun, masyarakat yang mengidap penyakit kusta kadang mengucilkan diri karena menganggap penyakit tersebut penyakit kutukan. Dan ada juga yang dikucilkan oleh keluarganya sendiri.
“Jadi ada stigma dari diri sendiri dan ada stigma dari luar. Penyakit kusta biasanya ada di daerah pantai karena biasanya kumuh. Jadi dari lingkungan juga mempengaruhi dan dari dahulunya memang sudah ada gejala,” pungkasnya. (Islah)