KABUPATEN MAJALENGKA banyak memiliki potensi wisata alam. Namun belum semua dikelola sehingga keberadaanya belum berdampak lebih pada daerah,salah satunya mata air Cipantan atau air Pantan. Berlokasi di Desa Ganeas, Kecamatan Talaga, sumber mata air ini kabarnya merupakan salah satu peninggalan Belanda yang dibangun sekitar tahun 1930. Meski tak terawat, pesona keindahan mata air masih memiliki daya tarik, sehingga sering dikunjungi oleh warga.
Konon sumber mata air Cipantan ini dibangun pemerintah Belanda sebagai hadiah untuk Ratu Wilhelmina, sebagaimana dituturkan tokoh sejarah dari Grup FB Majalengka Baheula, Nana Rohmana.
“Mata air ini dibangun Belanda untuk dihadiahkan kepada Ratu Wilhelmina di hari ulang tahunnya. Bukan hanya itu di Cipantan juga terdapat terowongan bawah tanah yang panjangnya mencapai 150 meter dan dibangun karena longsornya bukit sekitar mata air Cipantan,” kata Nana Rohmana dikutip @Infojawabarat dari Ciremaiytoday.
Lokasi mata air Cipantan ini terletak di Dusun Cigowong Desa Ganeas, Kecamatan Talaga, Majalengka. Mata air Cipantan merupakan salah satu peninggalan Belanda yang dibangun sekitar tahun 1930. Namun masih terjaga kejernihannya.
Keterangan lain menyebutkan, bahwa mata air Cipantan dibangun dalam rangka untuk perayaan pernikahan Ratu Wihelmina dengan Pangeran Bernhard tahun 1937.
BACA JUGA: Kunjungan Wisata Kembali Dibatasi
Dalam rangka itu, dibangunlah sistem air bersih (water leiding Bedryft) dari mata air Cigowong. Dengan kontrol bak air dari beton pemipaan diameter 3 inch sepanjang 3 kilometer sampai gudang air di Kebon Cikur Talaga Ewtan ukuran 14 mx14 mx3 m.
Meski keberadaanya tidak terurus, tapi kondisinya saat ini masih cukup baik, bahkan sumber air tersebut masih dapat dimanfaatkan. Sumbet mata air Cipantan peninggalan Belanda itu dimanfaatkan warga sekitar untuk mengairi sawah. (Dins)