KABUPATEN CIREBON, SC- Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislakan) Kabupaten Cirebon sudah tidak mampu lagi membayar biaya operasional rumah kemasan (Rukem). Pasalnya, tidak ada slot dari APBD untuk mendanai biaya tersebut. Dampaknya, Rukem menjadi sepi karena pembiayaan yang dilakukan selama ini hanya mengandalkan dari pendapatan Rukem. Hal tersebut disampaikan Kabid Pemberdayaan Dislakan Kabupaten Cirebon, Andriyani, Senin (2/8/2021).
Dengan kondisi tersebut, pihaknya akan menyerahkannya ke Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) untuk dikelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Rukem itu tidak didanai oleh APBD, hanya dari hasil jasa pelayanan saja. Itu itung-itungannya tidak masuk. Makanya mau di serahkan ke BKAD, agar bisa dimaksimalkan oleh BUMD,” kata dia.
Menurut Andriyani, sebenarnya Dislakan sempat menyayangkan langkah penyerahan aset tersebut. Mengingat fasilitas di dalamnya dinilai cukup lengkap dan satu-satunya Rukem yang ada di Kabupaten Cirebon.
Bahkan, lokasi Rukem yang berada di jalan Pangeran Cakrabuana nomor 223 Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber itu menyandang status cukup keren, yakni sebagai Rukem terbesar kedua se-Jawa Barat setelah Sukabumi.
Namun, kata Bunda Andri, sapaan akrab Andriyani, saat ini penyerahan aset itu dinilai paling tepat untuk bisa memaksimalkan fungsi Rukem. Sehingga diharapkan, kegiatannya bisa lebih optimal dan memberikan manfaat lebih banyak.
Ia membeberkan, pada bulan Maret lalu, bantuan dari Kementerian pernah diterima. Bantuan tersebut diperuntukan bagi kelompok UMKM. Hanya saja, diserahkannya ke Dislakan dan ditampung di Rukem.
“Bantuannya berupa alat perlengkapan jumlahnya 34. Itu terbanyak se-Wilayah III Cirebon, Kota Cirebon saja cuma dapat 5, Karawang 10,” tuturnya.
Dijelaskan Andri, semua bantuan tersebut kini sudah diserahkan kepada kelompok pelaku UMKM. Karena bantuan tersebut memang bukan untuk pribadi. Adapun jenis bantuannya di antaranya peralatan penunjang pengawet makanan, yakni frezer dan peralatan lainnya.
BACA JUGA: Masyarakat Kembali Bisa Manfaatkan Jampersal
Di Rukem sendiri, lanjut dia, berbagai peralatannya masih ada dan tersimpan rapih. Hanya saja, tidak adanya anggaran operasional telah membuat kegiatannya juga terhenti.
Disinggung upaya untuk bisa mendapatkan anggaran dari APBD, ia mengaku sudah tidak bisa diusahakan lagi untuk tahun ini. Bagi kelompok UMKM baru yang ingin memperoleh bantuan, bisa mencari informasinya terlebih dahulu atau langsung mengajukan ke Dislakan. Selanjutnya, nanti Dinas yang akan mengajukan ke Kementerian. (Islah)