SALAH satu hewan liar yang menjadi musuh petani karena merusak tanaman padi adalah tikus. Jika tidak dikendalikan, keberadaannya akan sangat merugikan para petani. Namun para petani di Kecamatan Susukan punya cara yang cukup unik dalam mengendalikan keberadaan hama tikus. Bersama Pemerintah Kecamatan setempat, para petani melepaskan burung hantu ke area persawahan. Burung tersebut merupakan predator alami hama tikus yang menyerang lahan pertanian padi mereka.
Camat Susukan, Carsono, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan kelompok tani untuk melakukan pengendalian hama tikus yang menyerang pertanian. Burung hantu yang dilepaskan berjumlah empat ekor.
“Kita lepaskan empat ekor burung hantu sebagai predator alami hama tikus. Dan ini kita bekerja sama dengan kelompok tani di Kecamatan Susukan,” ujar Carsono, Kamis (19/8/2021).
Dijelaskan Carsono, burung hantu tersebut merupakan hasil penangkaran dari kelompok tani untuk kepentingan mengendalikan hama tikus. Ia menyebut, keberadaan predator alami tikus tersebut diyakini akan sangat membantu para petani dari serangan hama tersebut. Karena, dalam satu hari burung hantu bisa memakan 4 sampai 5 ekor tikus.
“Kita disini ada lebih dari 3 ribu hektare lahan pertanian, keberadaan predator murni hama tikus ini tentu akan sangat membantu,” jelas Carsono.
Sedangkan keberadaan burung hantu sendiri, lanjut dia, tidak berbahaya dan tidak merugikan para petani. Karena burung hantu tidak memakan padi, melainkan hanya memakan hama tikus dan hewan kecil lainnya.
“Predator alami kan ada beberapa, seperti tikus dan ular. Tapi ular kan khawatir membahayakan jadi burung hantu yang kita gunakan. Jadi ini cukup aman bagi petani,” paparnya.
BACA JUGA: HIMPPAS Jungjang Pilih Walk Out
Masih kata Carsono, burung hantu tersebut sudah dibuatkan rumah agar aktivisnya hanya berada di sekitar lahan pertanian saja. Beberapa burung hantu yang sudah dilepaskan pun kini sudah mulai berkembang biak. Karena itu, ia meminta kepada masyarakat agar tidak memburu ataupun menembak predator alami hama tikus tersebut agar bisa membantu mengendalikan hama tikus.
“Ini untuk kepentingan petani, semuanya harus ikut menjaga, jangan diburu,” ungkapnya. (Islah)