MAJALENGKA, SC- Kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka yang terus melakukan penataan kawasan wilayah perekotaan serta perkantoran menuai kritik dari berbagai kalangan masyarakat. Mereka merasa prihatin dengan kebijakan Pemkab Majalengka yang terkesan tak peduli dengan kondisi rakyatnya akibat dampak pandemi COVID-19. Bahkan, mereka mengaku tak paham dengan arah kebijakan pembangunan daerah saat ini.
”Apa tidak bosan setiap tahun bongkar pasang taman saja, apa tidak ada yang lain lagi yang perlu dibangun oleh pemerintah,” kata Eye, warga Kelurahan Majalengka Wetan, Senin (13/9/2021).
Menurut Eye, sah-sah saja pemerintah menata kota, namun, yang terlihat dalam tiga tahu terakhir hanya bongkar pasang saja. ”Lihat saja taman di Bundaran Munjul. Kondisinya kan masih baik saat dilakukan pembongkaran dan diubah namanya menjadi Taman Raharja, dan belum setahun sekarang sudah dibongkar lagi, sayang kan uangnya. Sementara masyarakat sekarang banyak yang susah karena Corona,” ujarnya.
Kritik terhadap kebijakan Pemkab Majalengka juga dilontarkan sejumlah aktifis mahasiswa kota angin. “Sangat disayangkan pemerintah seperti tak mempertimbangkan keprihatinan masyarakat akibat dampak pandemi Covid-19,” ucap Reno.
Menurut mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Majalengka ini,mestinya dalam situasi sulit seperti sekarang,pemerintah memprioritaskan program-program yang dapat dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat.
”Alun-alun yang katanya dibangun dengan anggaran Rp18 miliar tak ubahnya seperti monomen saja, apalagi dengan adanya larangan pedagang beraktivitas di sana setelah direvitalisasi,”ucapnya.
Reno juga mempertanyakan sikap anggota DPRD Majalengka yang seolah hanya jadi tukang stempel kebijakan pemerintah. ”Sangat disayangkan dewan juga terkesan mendiamkan dan merestui. Daripada untuk pembangunan yang kurang maslahat, lebih baik untuk pemulihan ekonomi masyarakat,” katanya.
Seperti diketahui pada tahun anggaran 2021 Pemkab Majalengka mengelontorkan dana sekitar Rp10 miliar untuk menata wilayah perkotaan. Penataan yang dilakukan di antaranya pada Taman Dirgantara (Bundaran) Munjul),yang namanya dirubah menjadi Taman Raharja setelah ditata ulang tahap pertam.
Hal yang sama dilakukan pada Taman GGM,Pedestarian Mambo,membangun taman dibelakang Pendopo Pemkab (pembangunannya sempat mangkrak) serta revitlisasi Alun-Alun Majalengka yang menghabiskan anggaran cukup fantastis sekitar Rp18 miliar.
BACA JUGA:
Menurut Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Majalengka Ruchyana tahun ini dilakukan penataan pada sejumlah titik di wilayah perkotaan,yang total anggaranya mencapai sekitar Rp10 miliar yang sepenuhnya bersumber dari APBD. Penataan dilakukan pada ruang publik, yakni pembenahan di sekitar Taman Raharja. Pembenahan pertama dilakukan di bagian selatan, yakni berupa pembangunan taman sejarah. Untuk proyek tersebut, dibutuhkan anggaran sebesar Rp3,5 miliar.
”Selain ruang publik,juga dilakukan pembenahan pada pagar perkantoran yang berada disepanjang Jalan KH Abdul Halim. “Pagar di kantor-kantor pemerintahan itu diubah dengan konsep terakota,” jelasnya. (Dins)