CIREBON, SC- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon meminta masyarakat waspada, karena sesuai perkiraan BMKG Jatiwangi, musim hujan akan datang lebih awal.
Hal tersebut disampaikan, Kepala BPBD Kota Cirebon, Khaerul Bahtiar kepada wartawan saat bertemu di Balai Kota Cirebon, seusai menghadap Wali Kota, Selasa (21/9/2021).
“Berdasarkan prediksi dari BMKG Jatiwangi, Kota Cirebon sudah mulai memasuki musim penghujan dan curah hujan yang terjadi tahun ini akan lebih besar ketimbang tahun kemarin,” kata Khaerul.
Menurutnya untuk menghadapi kebencanaan banjir pada tahun ini perlu dilakukan kesiapsiagaan secara preventif.
“Jalan Cipto menjadi tempat yang sering kali tergenang saat musim hujan. Berdasarkan Peraturan Menteri PU, kalau muka airnya 70 cm dan durasinya lebih dari 24 jam itu bisa dikatakan banjir,” kata Khaerul.
Pihaknya bersyukur karena genangan di Kota Cirebon tidak pernah berlangsung lama.
“Kota Cirebon alhamdulillah tidak sampai berhari-hari, tiga sampai lima jam surut,” ujarnya.
Menurut Khaerul, selain banjir, potensi bencana di Kota Cirebon yang sering terjadi di musim hujan antara lain, pohon tumbang, banjir dan tanah longsor. Masyarakat diminta waspada saat intensitas hujan tinggi disertai angin yang dapat menyebabkan pohon-pohon tumbang.
“Angin juga harus kita waspadai, ciri khas di Kota Cirebon ini angin kumbang. Jadi buat pengguna jalan harus berhati-hati antisipasi adanya pohon tumbang,” katanya.
Wilayah rawan pohon tumbang sebagian besar berada di pusat Kota Cirebon. Sementara banjir berada di sekitar Kalijaga dan tanah longsor di Argasunya.
“Kami sudah lakukan pemangkasan pohon kemudian dinas terkait normalisasi sungai. Kalau tanah longsor bergantung kepada warga, apakah masih ada aktifitas galian pasir atau tidak,” papar dia.
Masih dikatakan Khaerul, BPBD Kota Cirebon, merupakan pasukan yang siap dalam 24 jam untuk mengatasi kebencanaan. Namun, manakala diperlukan di instansi lain pihaknya juga siap.
“Alhamdulillah personil BPBD Kota Cirebon ada sebanyak 40 orang. Ada 15 orang merupakan PNS dan 25 orang Pusdalops. Untuk fasilitas alat, kita memiliki 15 tenda dengan 3 ukuran, alat sedot air, hingga pelampung 30,” pungkasnya. (Surya)