KABUPATEN CIREBON, SC- Salah satu persyaratan yang wajib dilakukan para bakal calon kuwu (Balonwu) pada pelaksanaan Pemilihan Kuwu (Pilwu) serentak 2021 di Kabupaten Cirebon, yakni mengikuti tes Minnesota Multiphasic Personaliti Inventoty (MMPI) yang merupakan tes psikologi untuk mengindentifikasi psikopatologi balonwu.
Namun di lapangan banyak ditemui para balon kuwu yang tidak siap untuk mengikuti tes tersebut, termasuk calon petahana. Informasi yang diterima Suara Cirebon menyebut, banyak calon kuwu petahana yang gagal lulus tes MMPI, sehingga secara otomatis gagal mencalonkan kembali.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Forum Kuwu Kabupaten Cirebon (FKKC), Ahmad Hudori mengaku sejauh ini belum mendapatkan informasi yang valid tentang adanya balon kuwu petahana yang gagal dalam tes MMPI tersebut.
Diakui pria yang juga Kuwu Cibogo, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon itu,tes MMPI ini di Kabupaten Cirebon, memang baru pertama kali diadakan dalam pelaksanaan Pilwu serentak 2021. Sehingga banyak balon kuwu yang kurang mempersiapkan diri untuk mengikuti tes MMPI.
“Ada gitu kuwu petahana tidak lulus tes? Ya mungkin, mereka berasumsi ini hanya sekadar formalitas, sehingga dalam menyelesaikan soal banyak di antara mereka yang tidak serius, mengingat begitu banyaknya soal yang harus diselesaikan. Kalaupun benar adanya, ini sangat disayangkan. Secara mental mereka sudah teruji dalam memimpin desanya dan tidak ada permasalahan yang mendasar,” kata Ahud panggilan akrab Ahmad Hudori kepada Suara Cirebon, Senin (27/9/2021).
Ahud menengarai persyaratan tes MMPI sebagai syarat wajib bagi balonwu itu kurang sosialisasi. Bahkan ada beberapa anggota panitia pilwu (PPS) yang tidak mengetahui dan mempertanyakan tes MMPI tersebut, sebagai salah satu persyaratan yang wajib untuk dilampirkan.
“Harus ada evaluasi, terlebih adanya tes MMPI yang pertama kali dilaksanakan dalam pelaksanaan Pilwu di Kabupaten Cirebon, sehingga dalam pelaksanaannya tidak menjadi polemik bagi semua pihak. Terlebih ada balonwu yang gagal tes sehingga otomatis tidak bisa ikut serta dalam Pilwu gegara hanya gagal dan tidak lulus tes MMPI. Ini harus menjadi pertimbangan semua pihak,” katanya.
Pihaknya juga menyinggung pelaksanaan tes MMPI yang hanya dapat dilakukan di RSUD Arjawinangun. Menurut Ahud, perlu ada tes pembanding dari rumah sakit besar lainnya sebagai alternatif hasil tes MMPI.
“Bayangkan dari jumlah 135 desa yang ikut serta di Pilwu serentak, kalau masing-masing desa ada lebih dari dua calon tentunya akan ada ratusan calon kuwu terfokus di salah satu rumah sakit. Bagaimana balon kuwu dari wilayah Cirebon Timur? Tentunya akan memakan banyak waktu dan energi dalam perjalanannya,” paparnya.
BACA JUGA: Dedi Setiawan Maju Kembali di Pilwu Banjarwangunan
Meski secara pribadi mendukung adanya tes MMPI bagi calon kuwu, namun menurut Ahud, akan lebih bijak mengedepankan kearifan lokal. Ia menyebut, kearifan lokal yang dimaksud seperti tes pemahaman calon kuwu tentang keagamaan dan kemampuan membaca Alqur’an sebagai salah satu persyaratan yang wajib bagi calon kuwu.
“Dengan demikian dapat menjaga marwah Mbah Kuwu Cirebon dan juga menjadikan Kabupaten Cirebon yang religious,” pungkasnya. (Baim)