KOTA CIREBON, SC- Komisi II DPRD Kota Cirebon menyoroti masih adanya pipa jaringan distribusi yang sudah tidak laik pakai. Sehingga, masih ada pelanggan Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Giri Nata yang mengeluh.
Anggota Komisi II DPRD Kota Cirebon, Ahmad Syauqy mengatakan, anggaran yang digunakan Perumda Air Minum Tirta Giri Nata dari dana hibah khusus dialokasikan untuk memperbaiki titik kebocoran.
“Beberapa pipa yang memang masih warisan kolonial menjadi masalah, ini yang harus diselesaikan,” kata Syauqy, Rabu (3/11/2021).
Anggota DPRD dari PKB ini menuturkan, Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Giri Nata harus lebih serius menanggulangi beberapa titik kebocoran tersebut.
“Memang anggaran itu sudah diperhitungkan perencanaan pada sebelumnya. Karena masih ada pipa lama yang belum diganti atau diperbaharui,” katanya.
Pria yang akrab disapa Uqi ini menilai, selain jaringan distribusi pipa lama yang belum dibenahi, sistem distribusi yang merata juga belum bisa dilakukan dengan baik.
“Karena memang pipa tersebut masih harus diperbaiki secara umum,” katanya.
Untuk saat ini, Pemkot Cirebon melalui Perumda Air Minum berupaya untuk menanggulangi tersebut dengan cara mengganti beberapa sambungan atau menambal kebocoran diakibatkan lapuknya pipa yang terpasang sepanjang jalur pemasangan.
BACA JUGA: Maju di Pemilihan Wali Kota Cirebon, Eti Herawati Calon Tunggal NasDem
Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, Watid Shariar mengatakan, jaringan distribusi lama yang telah ada sejak zaman Belanda sudah dipastikan jebol.
“Perbaikannya sangat lambat, harusnya para perencana sudah mengetahui bahwa itu sudah tidak laik digunakan. Atau paling tidak ketika reservoir dibangun, jaringan distribusi harus dipersiapkan atau diperbaharui,” katanya. (Surya)