MENJADI warga Cirebon haruslah mencintai kuliner khas sendiri, agar dapat mengenalkan secara riil rasa dan kekhasan dari kuliner tersebut. Salah satu kuliner khas Cirebon yang saat ini sedang tren adalah Rujak Gamel.
Rujak yang satu ini hanya bisa ditemui di Desa Gamel, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Kuliner ini sangat murah karena hanya dijual Rp10.000 untuk satu porsinya.
Bagi kaum milenial yang kerap menjadi sasaran street food, Japanese food dan Korean food, jajanan rujak Gamel ini masih cukup asing di telinga.
Harus diakui, makanan yang sejatinya telah ada sejak puluhan tahun silam itu, baru mulai populer di penghujung tahun 2019. Hal itu tidak lain seiring meningkatnya pengguna gadget dan media sosial di masyarakat. Termasuk layanan pesan antar belanja online dan ojek online.
Dituturkan, salah satu yang ikut mempopulerkan rujak gamel adalah sosok artis penyani dangdut asal desa itu yang sempat masuk nominasi ajang pencarian bakat di televisi nasional. Selain itu, banyaknya penyanyi organ tunggal yang manggung di Desa Gamel pun turut serta mempopulerkan makanan pedas tersebut.
“Tadinya biasa-biasa saja. Tapi karena banyak artis organ tunggal yang datang ke sini, jadi semakin banyak yang penasaran,” kata Wati, salah satu pedagang rujak Gamel yang cukup terkenal.
Wati mengaku sudah berjualan rujak gamel dari tahun 1984. Hingga sekarang ia tetap konsisten membuat rujak gamel memakai resep turun temurun yang dipakai oleh keluarganya.
Tampilan rujak gamel, kata dia, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan rujak pada umumnya. Namun yang membedakannya, rujak ini memiliki isian berupa mie, mentimun, kol, tahu, gorengan, daun singkong, ‘kerupuk teles’ atau kerupuk basah, dan rebusan kangkung.
Menurut Wati, semua isian itu di taruh di atas sebuah piring dengan sambal terasi khas Cirebon sebagai pelengkapnya. Sambal terasi dan kerupuk basah, sambungnya, menjadi komponen penting yang mampu membuat para pembeli ketagihan menyantap rujak tersebut.
“Tidak banyak pedagang rujak gamel yang mudah ditemui. Jadi warungnya saya ramai didatangi pembeli,” ujar Wati.
Sementara itu, salah seorang pembeli rujak gamel bernama Dewi (45) menjelaskan, cita rasa pedas dari rujak gamel sangat unik. Perpaduan antara isian dengan sambal terasi khas Cirebon, akan membuat para penikmatnya selalu ketagihan untuk terus menyantap rujak tersebut, meski keringat di dahinya terus bercucuran.
BACA JUGA: Kisah Pilu Wawan Lestarikan Kesenian Wayang Wong
Kemudian, tuturnya, keberadaan daun singkong dan tekstur dari kerupuk basah, bisa menambah kenikmatan saat memakan rujak gamel.
“Rujak gamel memiliki cita rasa tersendiri sehingga membedakannya dengan rujak-rujak pada umumnya. Rasa pedasnya itu nagih,” kata Dewi
Berkat keunikan rasa pedas yang ada di rujak gamel, saat ini Dewi yang merupakan warga Dawuan, rutin membeli makanan itu dua kali dalam seminggu. Ia mengaku, kuliner tersebut sudah menjadi makanan favoritnya bila ia sedang berkunjung ke Desa Gamel.
“Saya beli biasa di sini. Di tempat lain jarang ada. Memang kuliner khas dari Gamel,” ungkap Dewi.
Sekedar diketahui, lokasi Desa Gamel sendiri berdekatan dengan Kawasan Batik Trusmi. Wisatawan yang ingin mencicipi rujak gamel, bisa sekalian berburu batik Cirebon di kawasan Trusmi. (Sarrah/Job)