WARGA Desa Cangkoak, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Sujadi ini patut diacungi jempol. Ia telah membuktikan kegigihan dalam mempelajari sesuatu dan semangat pantang menyerah bakal membuahkan hasil gemilang.
Pria yang akrab disapa Jadi itu bukan sarjana apalagi profesor doktor. Namun, ia berhasil menciptakan mesin CNC Laser yang dipesanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) pada tahun 2020 lalu.
Jadi menuturkan, keberhasilannya membuat mesin CNC Laser berawal dari ketertarikan mengoprek mesin. Lama-lama menjadi hobi pada teknik mesin dan elektronik.
Meski, bukan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Sekolah Teknik Menengah (STM), Sujadi berhasil buat mesin CNC Lokal yang dipelajarinya melalui buku, google dan youtube.
Pria yang miliki 2 orang anak ini mengungkapkan, telah mempelajari dan memahami cara merakit mesin CNC ini sejak tahun 2009.
“Baca buku, baca di google artikel-artikelnya dan lihat youtube juga. Tapi, karena tahun 2009 youtube belum sepopuler sekarang banyak sekali hambatan,” tutur Jadi, saat ditemui Suara Cirebon, Kamis (16/12/2021).
Hambatannya, lanjut Jadi, handphone yang masih jadul, jaringan yang masih terbatas dan lelet, juga karena channel youtube masih sedikit yang membahas masalah permesinan menjadi kendala terbesar.
“Dulu channel lokal masih jarang, kebanyakan channel luar negeri dan yang bahas soal mesin CNC ini itu channel orang Turki punya,” bebernya.
Diakuinya, karena bahasa yang cukup asing di telinganya, maka ia hanya melihat peralatan dan spare part yang dipakai dalam channel tersebut.
Pria yang hanya lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu tak pernah bosan berusaha. Puluhan bahkan ratusan kali menonton video mesim CNC namun masih belum mengetahui, nama mesinnya.
“Awalnya cuma lihat buatnya aja terus kan terkait dengan video yang lain, dan akhirnya makin sering diliat dan diliat judulnya, ada 1 kata yang selalu ada yaitu CNC,” ujar Jadi.
Dari 1 kata itu, lanjutnya, dia mencari di Google dengan nama CNC dan muncul berbagai artikel, blog, dan jurnal pembahasan mesin CNC ini.
Namun, dikarenakan faktor finansial, Jadi hanya dapat menunggu sembari mengumpulkan anggaran untuk pembelian spare part yang cukup mahal.
“Mahal dan jauh, hanya ada di China, kalau di Indonesia di Jakarta itu lebih mahal lagi,” ujarnya.
Makanya, tambah Jadi, kalau pesanan yang masuk dari konsumen itu santai maka harga normal. Sedangkan, kalau buru-buru bisa 2 kali lipat karena, ngambil langsung dari Jakarta.
“Kan, kalau beli dari China harus nunggu lebih dari 2 minggu datangnya. Tapi, karena konsumen butuh cepat ya harga naik untuk beli bahan baku yang lebih mahal di Jakarta,” bebernya.
Menurut Jadi, awal pembuatan mesin yakni pada tahun 2012. Karena seringnya membuat mesin CNC, Jadi bahkan kini berhasil membuat mesin CNC Router dengan bahan yang ada di sekitar Cirebon serta beberapa bahan dari toko online.
“Awal bikin mesin CNC Router itu pakai rel sliding untuk laci dan kusen jendela yang bahan baja ringan, dan alhamdulillah berhasil,” ucapnya.
Dari sanalah, sambung Jadi, mulai belajar lagi. Ia juga membagikan hasil karyanya di Facebook, yang membuat orang-orang tertarik.
“Di posting di facebook, banyak yang tanya dan kebanyak luar Cirebon, khususnya wilayah Jawa Tengah Semarang dan sekitarnya,” tambahnya.
BACA JUGA: Gelang Kulit Batik Juara II LDK
Sejak saat itu, lanjut Jadi, dibuat grup pesan WhatsApp yang berjumlah hingga ratusan yang merupakan mitra dan pelanggannya. Jadi pun tak segan berbagi ilmu.
“Saya bantu teman-teman yang mau belajar, tidak hanya saya teman-teman di grup Whatsapp banyak yang buat videonya juga, dan mendapat respon positif juga,” ujar Jadi.
Pada tahun 2017 Jadi melaunching produknya ke umum dan mulai menerima pesanan.
Sedangkan, untuk mesin CNC Router pertama buatannya telah diberikan kepada kawannya sebagai kenangan setelah pameran di wilayah Kota Cirebon.
“Harga mesin buatan saya bervariasi mulai dari Rp3 juta hingga puluhan juta rupiah. Untuk sekarang banyaknya pesanan mesin CNC Router dari sekolah-sekolah untuk belajar dan kebanyakan dari wilayah Jabodetabek, Semarang, Kalimantan, Padang, dan wilayah luar Ciayamajakuning lainnya,” papar Jadi. (Sarrah/Job)